Mohon tunggu...
Tetirah Kalam
Tetirah Kalam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lelaki biasa saja.

Hidup bagi Dia, menulis untuk keabadian. (bung TK)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Catatan Nonadel

18 Maret 2016   23:40 Diperbarui: 18 Maret 2016   23:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku mencatat ini :
penyair itu cenderung gila
cinta dipuja sedemikian rupa
semakin terluka semakin gagah
bertahan senyum bak pahlawan bela

penyair itu bercinta bagai gila
dia berdesah desah sambil cambuknya mencetar cetar
bibir memuja muja tangannya mencakar cakar
bila dia telanjang aku segera menghindar

mengapa enggan ?
katanya cinta mencintainya
semua cinta memuja ia
di sekelilingnya hanya hampa
siapa mau terhisap kehampaan ?

penyair itu salah bercinta
ia bercinta dengan hayalnya
ketika kutanya apa itu cinta
cinta adalah sajak sajaknya

untung cuma penyair itu
penyair lain sama gilanya
untung aku bukan penyair
cukuplah gila dengan mencatatnya
sebagai delusi yang indah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun