Selama ini, banyak orang mengira kalau ingin menaikkan berat badan, maka solusinya adalah makan sebanyak-banyaknya.
Semakin tinggi kalori, semakin cepat naik berat badan. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu.Â
Saya juga dulu berpikir begitu. Asal makan banyak, pasti BB naik. Dan ya, ternyata ga banyak ngaruh sih... berat badan tetap stagnan. Seperti tidak terjadi apa-apa.
Sampai akhirnya saya mulai mencoba pendekatan yang berbeda dengan tetap makan dalam jumlah cukup, tapi fokus pada kualitas nutrisinya terutama protein.Â
Dua minggu belakangan ini, saya mulai membiasakan konsumsi makanan tinggi protein seperti telur rebus, tempe, daging sapi atau ayam, susu, dan vitamin antibiotik. Tujuannya bukan cuma menambah berat badan, tapi juga memperbaiki komposisi tubuh agar lebih bernutrisi, lebih kuat, dan tetap sehat.
Porsi Makan Banyak Tapi Tetap Seimbang
Proses bulking memang butuh kalori surplus. Artinya, kalori yang masuk harus lebih banyak dari yang dibakar. Tapi bukan berarti semua kalori itu bisa asal dari apa saja.Â
Saat saya mengganti sebagian besar sumber kalori dari makanan tinggi lemak dan gula ke makanan tinggi protein dan serat, hasilnya jauh lebih terasa. Tubuh tidak mudah lelah, pencernaan lebih teratur, dan yang paling penting badan terasa jauh lebih ringan meski bobot berat badan naik.
Awal-awal memang badan sempat merasa lemas setelah berolahraga. Namun dalam hati saya berkata wajar karena belum terbiasa dengan ritme yang tiba-tiba disuruh "aktif".
Saya juga mulai memperhatikan timing makan. Sarapan tinggi protein seperti nasi dan telur, camilan sehat di antara waktu makan, dan tidak melewatkan waktu makan malam.
Ternyata, menyuplai tubuh secara konsisten bikin metabolisme bekerja lebih stabil. Bonusnya, saya juga jadi lebih disiplin secara mental.
Yang perlu diingat, bulking bukan berarti mengorbankan kesehatan. Justru ini momen penting untuk mengenali kebutuhan tubuh.Â
Naik berat badan boleh, tapi pastikan yang naik bukan cuma angka di timbangan, tapi juga kualitas energi dan kekuatan tubuh.
Angkat Beban dan Jalan Kaki: Duo Teman Perjalanan Hidup Tubuh
Makanan memang punya peran besar, tapi tanpa aktivitas fisik, hasilnya tidak akan optimal.
Sebab itu saya juga mulai rutin latihan angkat beban. Bukan yang ekstrem, tapi cukup untuk merangsang pertumbuhan otot. Fokusnya bukan jadi bodybuilder, tapi supaya massa otot ikut naik bareng berat badan, bukan cuma lemak.
Saya juga tetap sisipkan aktivitas ringan seperti jalan kaki. Jalan kaki bukan cuma buat pembakaran kalori, tapi juga bantu sirkulasi darah, jaga kebugaran jantung, dan bantu pemulihan otot.Â
Plus, jalan kaki jadi waktu refleksi dan mindfulness tersendiri buat saya. Kadang ide-ide terbaik justru muncul saat kaki melangkah santai tanpa target.
Hasilnya? Nafas jadi lebih panjang, tubuh terasa lebih kuat, dan secara mental juga lebih stabil. Senangnya saat tubuh terjaga, pikiran ikut membaik.
Bulking sehat itu bukan perkara makan sembarangan lalu berharap angka naik. Justru di sinilah tantangannya: bagaimana menambah berat badan secara sadar, seimbang, dan bertanggung jawab.Â
Fokus pada protein, gerak yang konsisten, dan mendengarkan kebutuhan tubuh jadi kunci yang sejauh ini bekerja sangat baik buat saya.
Kalau Anda lagi di fase yang sama pengen naik BB tapi tetap sehat, mulailah dengan satu hal: kenali tubuhmu. Terkadang yang kita butuhkan bukan "lebih banyak," tapi "lebih tepat."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI