Karena User Lebih Banyak Pegang Kuasa Dibandingkan Bawahannya
Realitanya, keputusan akhir sering ada di tangan user. Bahkan ketika HRD sudah merasa cocok, kalau user tidak merasa klik, maka bisa saja proses rekrutmennya batal. Di mata pelamar, user seperti "final boss" dalam game RPG: jika gagal di sini, balik lagi ke awal.
Kadang, user juga bukan sekadar menguji skill. Mereka ingin tahu apakah kamu cocok dengan kultur tim, bisa cepat belajar, dan nggak akan drama.Â
Maka jangan heran kalau ditanya, "Kalau ada konflik dengan rekan kerja, kamu biasanya gimana?" atau "Kalau saya koreksi hasil kerja kamu, kamu bisa terima?"
Tapi Jangan Salah, Kadang Justru User Lebih Fair
Di balik kesannya yang menegangkan, user justru sering lebih objektif. Mereka tidak peduli kamu lulusan mana atau IPK berapa, selama kamu bisa menunjukkan kamu bisa kerja dan cepat belajar. User bisa menilai langsung kapasitasmu dari caramu menjawab, menyelesaikan studi kasus, atau logikamu saat ditanya masalah teknis.
Beberapa user bahkan menghargai kejujuran. Kalau kamu belum pernah pakai tools tertentu tapi mau belajar, mereka akan anggap itu poin plus. Yang penting bukan seberapa banyak kamu tahu di awal, tapi seberapa cepat kamu bisa catch up dan adaptif.
Jadi Gimana Menghadapinya?
Pertama, ubah mindset. Jangan anggap user sebagai "pemeriksa akhir" yang menakutkan, tapi sebagai calon partner kerja. Kalau kamu lolos, kamu akan ketemu dia tiap hari jadi lebih baik tampil apa adanya, tapi tetap profesional dan siap.
Kedua, siapkan diri dengan riset. Pahami job desc, pelajari sedikit tentang proyek atau divisi tempat kamu akan kerja, dan siap-siap menjawab pertanyaan teknis dengan logika, bukan hafalan. Coba cari tahu juga gaya komunikasi user lewat LinkedIn atau media sosial perusahaan. Kadang itu bisa bantu kamu membangun koneksi saat wawancara.
Ketiga, jangan takut bertanya balik. Wawancara bukan cuma sesi uji mental. Kamu juga berhak tahu: seperti apa ritme kerja di tim itu? Seberapa besar tantangan yang akan kamu hadapi? Tunjukkan bahwa kamu bukan hanya butuh pekerjaan, tapi juga ingin memberi kontribusi yang nyata.