Ini bukan sekadar optimisme, tapi ketangguhan untuk terus tumbuh meskipun kenyataan tidak selalu sesuai rencana.Â
Dunia kerja sekarang dipenuhi dengan perubahan teknologi, restrukturisasi tim, hingga perubahan target yang mendadak. Tanpa kemampuan adaptasi, kita bisa cepat merasa kewalahan.
Seseorang dengan mindset adaptif tidak takut salah.
Manusia justru melihat kesalahan sebagai bahan belajar. Manusia tidak berhenti berkembang hanya karena posisi pekerjaannya sudah nyaman.Â
Bahkan ketika menghadapi penolakan seperti tidak lolos interview atau gagal promosi, mereka tidak langsung menyimpulkan bahwa mereka tidak kompeten. Mereka bertanya, "Apa yang bisa saya pelajari dari sini?"
Adaptif Bukan Berarti Tidak Punya Prinsip
Beberapa orang mengira bahwa terlalu adaptif bisa membuat seseorang mudah dibentuk dan kehilangan jati diri. Tapi sejatinya, menjadi adaptif justru menuntut kesadaran penuh atas diri sendiri.
Seseorang yang adaptif tahu apa yang ia miliki, tetapi juga sadar akan apa yang belum ia kuasai. Ia tidak ngotot merasa paling benar, namun juga tidak kehilangan arah saat dihadapkan pada situasi baru.
Untuk anak muda yang sedang mencari kerja, growth mindset adaptif sangat penting agar tidak terpuruk saat ditolak.
Proses rekrutmen zaman sekarang bisa panjang dan melelahkan. Beberapa perusahaan bahkan tidak memberikan feedback setelah wawancara. Dalam situasi ini, punya mentalitas belajar dan bertahan sangat dibutuhkan.
Bagi yang sudah bekerja, mindset ini juga akan membuat seseorang lebih disukai oleh rekan kerja dan atasan.Â