Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengangguran dan Malam yang Tak Lagi Nyenyak

7 Mei 2025   22:30 Diperbarui: 7 Mei 2025   20:08 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bekerja (Sumber: Unsplash)

Tidur seharusnya menjadi momen paling damai dalam satu hari. Tapi bagi banyak pengangguran, malam justru berubah jadi waktu yang paling menyesakkan.

Bukan karena suara bising atau kasur yang tak nyaman, tapi karena pikiran yang terus berisik. 

Tentang lamaran kerja yang belum dibalas. Tentang pertanyaan dari orang tua. Tentang masa depan yang rasanya makin kabur.

Di siang hari, semuanya bisa dialihkan dengan aktivitas. 

Meskipun sekadar scroll media sosial atau bantu-bantu di rumah. Tapi ketika malam datang dan kesunyian menyeruak, tak ada tempat untuk bersembunyi dari pikiran sendiri. Mata boleh merem, tapi isi kepala justru makin melek.

Kecemasan Diam-Diam yang Bikin Lelah

Banyak yang tidak sadar bahwa pengangguran bisa memicu stres jangka panjang. Bukan hanya karena tidak ada penghasilan, tetapi karena rasa tidak pasti yang terus menghantui.

Tidur malam jadi tidak nyenyak, bukan karena tubuh lelah, tetapi karena pikiran terlalu aktif. 

Ada perasaan bersalah, gagal, dan tidak produktif yang terus menyelinap, bahkan ketika sudah berusaha sebaik mungkin.

Bagi sebagian orang, insomnia bukan hal baru. Namun saat tidak bekerja, efeknya jadi terasa lebih dalam.

Ketika pagi datang, tidak ada aktivitas yang ditunggu. Alarm tidak dibutuhkan. Agenda kosong. Waktu berjalan pelan, dan otak pun kembali dipenuhi pikiran negatif tentang hidup yang rasanya jalan di tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun