Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Sebagian Orang Lebih Pilih Menghilang daripada Mengucapkan Perpisahan?

30 April 2025   16:53 Diperbarui: 30 April 2025   17:04 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ghosting (Sumber: Unsplash)

Di era serba instan dan penuh distraksi ini, sepertinya perpisahan pun ikut terdampak. 

Jika dulu orang setidaknya berpamitan, kini tidak sedikit yang memilih menghilang begitu saja tanpa kata. Fenomena ini dikenal luas sebagai ghosting; mengakhiri hubungan secara sepihak dengan cara memutus komunikasi tanpa penjelasan. 

Tidak hanya terjadi dalam hubungan romantis, pola ini mulai merambah pertemanan, bahkan hubungan profesional. Pertanyaannya, mengapa semakin banyak orang yang memilih diam dan pergi begitu saja?

Diam sebagai bentuk pelarian, bukan solusi

Banyak yang menganggap menghilang lebih mudah daripada menjelaskan. Bagi sebagian orang, percakapan emosional seperti "aku ingin mengakhiri ini" terasa berat, tidak nyaman, dan memicu rasa bersalah. 

Maka jalan pintasnya adalah menghindar. Sayangnya, cara ini meninggalkan lebih banyak luka daripada solusi. Orang yang ditinggalkan tidak hanya harus menerima kenyataan ditinggalkan, tetapi juga menanggung kebingungan tanpa kejelasan. 

Apakah aku salah? Apa yang terjadi? Apakah dia baik-baik saja?

Dalam banyak kasus, ghosting dan silent treatment sebenarnya bukan tindakan spontan. Mereka muncul dari budaya komunikasi yang tidak sehat, di mana ketidaknyamanan dianggap sebagai hal yang harus dihindari, bukan dihadapi. 

Ketika seseorang tidak pernah belajar untuk menyampaikan perasaan atau menetapkan batas dengan sehat, ia akan mudah memilih jalan diam sebagai bentuk kontrol atau bahkan hukuman.

Sayangnya, cara ini justru memperpanjang ketidakpastian dan memperburuk luka emosional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun