Tri Suci Paskah adalah rangkaian perayaan penting dalam tradisi Kristen yang menggambarkan perjalanan penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Dimulai dengan Kamis Putih dan berakhir pada Hari Paskah, Tri Suci Paskah adalah waktu refleksi dan persiapan rohani bagi umat Kristen untuk menghayati makna pengorbanan Kristus bagi umat manusia.Â
Setiap hari dalam Tri Suci Paskah memiliki makna mendalam, mengundang umat untuk merenungkan karya keselamatan yang sempurna yang telah dilakukan oleh Kristus.
Kamis Putih: Perjamuan Terakhir dan Pelayanan Yesus
Kamis Putih merupakan hari yang memperingati perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya di ruang atas. Pada saat itu, Yesus membagikan roti dan anggur, serta mengajarkan pentingnya saling melayani.Â
Melalui perjamuan tersebut, Yesus menandai institusi Sakramen Ekaristi, yang menjadi pusat perayaan Gereja sepanjang zaman. Dalam Matius 26:26-28, Yesus berkata, "Ambillah, makanlah; inilah tubuh-Ku. Lalu Ia mengambil cawan, mengucap syukur, dan memberikannya kepada mereka, sambil berkata, 'Minumlah, kamu semua, dari cawan ini, karena inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.'"
Selain itu, Kamis Putih juga mengingatkan umat tentang tindakan Yesus yang membasuh kaki para murid-Nya. Tindakan ini bukan hanya menunjukkan kerendahan hati-Nya, tetapi juga mengajarkan tentang pentingnya saling melayani dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Yohanes 13:14-15, Yesus berkata, "Jika Aku, Tuhan dan Guru, membasuh kakimu, kamu pun wajib saling membasuh kaki."
Jumat Agung: Penderitaan dan Pengorbanan Kristus
Jumat Agung adalah hari yang penuh dengan kesedihan, mengenang penderitaan Yesus di kayu salib.Â
Pada hari itu, umat Kristen diundang untuk merenungkan betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh Kristus demi keselamatan umat manusia. Penderitaan Yesus bukan hanya secara fisik, tetapi juga emosional dan spiritual.Â
Dalam Matius 27:46, Yesus berseru dari salib: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" yang berarti, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Ini menunjukkan penderitaan rohani Yesus, menanggung dosa umat manusia.