Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menerima Masa Lalu, Menyambut Masa Depan

1 Maret 2025   04:00 Diperbarui: 1 Maret 2025   03:33 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdamai Dengan Diri Sendiri (Sumber: Unsplash)

Ada masa-masa dalam hidup yang ingin kita hapus seperti typo di dokumen penting. 

Sayangnya, hidup tidak punya tombol "undo" atau fitur edit seperti di media sosial. 

Masa lalu itu tetap ada, utuh dalam ingatan kita. Kadang menyapa dengan lembut, kadang datang seperti mantan atau teman lama yang tiba-tiba kirim chat, "Apa kabar?"

Tapi, seberapa pun kita ingin menghindari, berdamai dengan masa lalu adalah satu-satunya cara agar kita bisa benar-benar melangkah ke depan.

Menerima Bahwa Masa Lalu Tak Bisa Diubah

Pernah kepikiran, "Seandainya aku dulu nggak melakukan itu..." atau "Coba kalau waktu itu aku memilih jalan lain..."? 

Pikiran-pikiran seperti ini sering kali datang tanpa diundang, membuat kita sibuk mengulang ulang skenario alternatif yang tak akan pernah terjadi. 

Padahal, masa lalu, ya, tetap masa lalu. Semakin kita berusaha melawannya, semakin berat rasanya. 

Sama seperti Anda berusaha menahan angin dengan tangan. Tidak akan berhasil, hanya saja melelahkan. 

Menerima bahwa semua yang sudah terjadi tak bisa diubah adalah langkah pertama untuk berdamai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun