Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Gen Z, Chat, dan Emosi: Hindari Salah Paham Digital

26 Februari 2025   15:00 Diperbarui: 26 Februari 2025   13:06 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chatting (Sumber: Unsplash)

Chat sering kali jadi alat komunikasi utama dalam keseharian kita. 

Beberapa kata yang diketik dengan cepat bisa menyampaikan pesan dengan jelas, tapi di sisi lain, bisa juga menimbulkan kebingungan. 

Balasan yang terasa singkat bisa dianggap dingin, sementara penggunaan emoji tertentu bisa membawa arti berbeda bagi setiap orang.

Emosi ternyata memainkan peran besar dalam komunikasi digital. Apa yang kita rasakan saat mengetik pesan bisa mempengaruhi cara pesan itu diterima. 

Jika tidak disadari, hal ini dapat menyebabkan miskomunikasi yang tidak perlu.

Bagaimana Emosi Mempengaruhi Cara Kita Berkomunikasi melalui Chat?

Saat berbicara langsung, ekspresi wajah dan nada suara bisa memberi petunjuk tentang perasaan seseorang. 

Tapi dalam chat, semua itu hilang. Akibatnya, emosi kita saat mengetik pesan bisa mempengaruhi cara pesan itu diterima.

Misalnya, kalau sedang kesal, kita cenderung mengetik dengan singkat atau bahkan pakai huruf kapital yang bisa terbaca seperti berteriak. 

Sebaliknya, kalau lagi senang, pesan jadi lebih panjang dengan banyak tanda seru dan emotikon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun