Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Lebih Dekat Nagori Cingkes dan Kisah Asal-Usul Marga Tarigan

24 Oktober 2023   12:40 Diperbarui: 25 Oktober 2023   01:01 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Batak Karo Protestan di Nagori Cingkes. Dari prasasti di halaman gereja tercatat informasi sampainya Injil di Cingkes pada tahun 1907 (Dokpri)

Sepeninggal para pengejar itu, burung balam itu pun terbang meninggalkan pohon di depan mulut gua. Burung balam itu tampak senang karena nenek moyang si Tarigan selamat dari pengejaran musuh-musuhnya.

Di dalam gua dekat Tungtung Batu itu nenek moyang si Tarigan itu erbilawan (bersumpah dalam bhs. Karo) bahwa ia dan keturunannya tidak akan pernah memakan daging burung balam sepanjang zaman. Itulah sebabnya sampai sekarang marga Tarigan memantangkan memakan daging burung balam.

Nenek moyang si Tarigan ini mendirikan barung-barung (gubuk dalam bhs. Karo) di dekat gua batu itu. Ia menikah dengan gadis dari desa yang berada tidak jauh dari tempat itu, dari pernikahannya lahirlah anak-anaknya laki-laki dan perempuan.

Barung-barung itu pun menjadi semakin ramai dihuni keluarga dan keturunannya. Mereka menamai kampung itu Kuta Tungtung Batu, artinya kampung lubang batu.

Keturunan nenek moyang si Tarigan ini antara lain Sipengeltep, Tarigan Sibero, Tarigan Purba di Simalungun, Tarigan Girsang, Tarigan Tua, Tarigan Silangit, Tarigan Tambak, Tarigan Tegur, Tarigan Bondong, Tarigan Tambun, Tarigan Pekan, Tarigan Gerneng, Tarigan Jampang, Tarigan Gana-gana.

Keben, bangunan yang dulu berfungsi sebagai tempat menyimpan padi hasil panen, masih berdiri di Nagori Cingkes (Dok. Pribadi)
Keben, bangunan yang dulu berfungsi sebagai tempat menyimpan padi hasil panen, masih berdiri di Nagori Cingkes (Dok. Pribadi)


Gereja Batak Karo Protestan di Nagori Cingkes. Dari prasasti di halaman gereja tercatat informasi sampainya Injil di Cingkes pada tahun 1907 (Dokpri)
Gereja Batak Karo Protestan di Nagori Cingkes. Dari prasasti di halaman gereja tercatat informasi sampainya Injil di Cingkes pada tahun 1907 (Dokpri)

Nenek moyang si Tarigan ini adalah orang dari ras Proto Melayu yang berdiam di gua batu, dan suku marga Tarigan termasuk asli suku Karo. Oleh karena dia termasuk keturunan ras Proto Melayu yang menjadi suku bangsa Haru, maka Tarigan ini turut membawa peranan penting dalam kerajaan tua Nagur di dekat Cingkes.

Namun, di daerah Tanah Tinggi Karo, marga Tarigan tidak turut membawa peranan penting. Dia tidak turut menjadi golongan raja Raja Berempat, hanya di Juhar dia sebagai perbapan (Raja Urung).

Semoga bermanfaat. Mejuah-juah.

Rujukan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun