Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Maaf Diary, Catatan Kita Berakhir Sampai di Sini

7 Oktober 2020   02:22 Diperbarui: 7 Oktober 2020   02:45 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski hidup sendiri masih terasa berat, seorang kawan datang dari jauh, urang Bandung. Si aa terampil membuat celengan. Uniknya, celengannya dari bahan bekas gulungan tekstil yang dipoles menjadi cantik.

Celengan dari Bandung di Apotek Bersama (Dokpri)
Celengan dari Bandung di Apotek Bersama (Dokpri)
"Bang, aku numpang majangin ini di steling ya?" katanya.
"Cantiknya, berapaan ini, Ak?" balasku.
"Cuma 10 ribu Rupiah kok, Bang" jawabnya.

Celengan cantik dari bahan daur ulang ramah lingkungan, kreasi si aa dari Bandung, ada juga di Apotek Bersama. Tidak salah si aa datang, ngapain bikin merek "Bersama" kalau hanya mau main sendiri.

"Oke Ak, mainkan", kami salaman.

18 Juni 2017, Apotek Van den Berg

Saya menemani bapak, yang bertugas memimpin ibadah kebaktian Minggu di sebuah gereja tua, di Desa Lau Simomo. Pertama kalinya saya mengikuti kebaktian di gereja itu. Saat masuk ke dalamnya serasa sedang beribadah di sebuah gereja di Eropa, dari gambar-gambar yang saya lihat di teve atau buku.

Saya sendiri belum pernah ke perbatasan Amerika. Namun, suasanya ibadah seperti berada di tengah padang rumput, seperti di film Little House on the Prairie, tetapi bahasa pengantar ibadahnya bahasa Karo.

Gereja GBKP Lau Simomo (Dokpri)
Gereja GBKP Lau Simomo (Dokpri)
Pengkhotbah, bapak, menceritakan sekilas sejarah pemukiman Lau Simomo, seolah khotbah itu buat saya sendiri. Dia tahu, bagaimanapun saya pertama kali ke desa ini.

Dulu, di desa berdiri permukiman penderita kusta, diprakarsai oleh Pendeta E.J. Van den Berg, seorang misionaris Belanda yang tergabung dalam NZG (Nederlandsche Zendeling Genootschap). Itu adalah lembaga pekabaran Injil Belanda, dengan tugas utama memberikan pelayanan kerohanian.

Semula para penderita kusta dirawat dan menginap di rumah Pendeta Van den Berg di Kabanjahe, menggunakan sebagian kamarnya untuk penampungan sementara para penderita. Selain itu, rumah tersebut juga dilengkapi dengan apotek.

Akibat banyaknya pasien yang datang, maka kamar yang tersedia tidak dapat lagi menampung. Pendeta Van den Berg mengusulkan pendirian permukiman baru di suatu desa, tidak jauh dari Kabanjahe, itulah Desa Lau Simomo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun