Memasuki usia ke-80 tahun kemerdekaan, Indonesia dihadapkan pada satu kenyataan penting, bahwa persatuan tidak dapat terus dibangun di atas reruntuhan konflik dan dendam masa lalu. Dalam konteks inilah, langkah Presiden Terpilih Prabowo Subianto mendukung kebijakan pemberian abolisi kepada Thomas Lembong serta amnesti terhadap 1.116 terpidana, termasuk Hasto Kristiyanto, patut diapresiasi sebagai langkah kenegarawanan yang strategis dan progresif.
Ini bukan sekadar keputusan hukum. Ini adalah manuver politik berkelas negarawan, yang mengedepankan rekonsiliasi sebagai jalan tengah menuju konsolidasi nasional yang lebih utuh dan damai.
Rekonsiliasi Menyeluruh untuk Bangsa yang Dewasa
Dalam suasana peringatan HUT ke-80 RI, yang mengusung tema: "Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju", kebijakan ini menjadi simbol penting bahwa Indonesia siap menatap masa depan tanpa terus dibayangi oleh luka masa lalu. Kita tidak bisa terus berjalan sambil menyeret beban konflik politik yang tak kunjung usai. Saatnya bangsa ini memaknai pentingnya rekonsiliasi menyeluruh demi menjaga keutuhan nasional.
Prabowo memahami, bahwa rekonsiliasi bukan tanda kelemahan. Ia adalah pilihan sadar dan berani untuk melampaui kepentingan politik sesaat, serta merajut kembali simpul-simpul kebangsaan yang sempat koyak akibat polarisasi yang tajam.
Peringatan Serius bagi Penegak Hukum: Profesionalisme Bukan Sekadar Slogan
Lebih jauh, pemberian abolisi dan amnesti ini sejatinya mengandung pesan tegas bagi aparat penegak hukum: bahwa hukum tidak boleh digunakan sebagai alat kekuasaan untuk menekan atau menyingkirkan lawan politik. Praktek rekayasa hukum demi kepentingan politis harus dihentikan.
Kebijakan ini harus dibaca sebagai warning keras bahwa di era Prabowo, profesionalisme, integritas, dan keadilan substantif akan menjadi pilar utama dalam penegakan hukum. Penegak hukum dituntut untuk tidak sekedar menjalankan prosedur, tetapi menjaga marwah institusi hukum agar tidak menjadi alat balas dendam atau pembunuh karakter.
Apresiasi untuk Prabowo: Pasang Badan Demi Marwah Hukum
Keberanian Prabowo dalam mendukung kebijakan ini layak diapresiasi. Ia tidak bermain aman. Ia tidak mencari popularitas. Sebaliknya, Prabowo pasang badan demi mengembalikan keadilan sebagai nilai utama dalam kehidupan berbangsa.