Makna Kesaktian Pancasila dalam Aksi Nyata Komunitas
Hari Kesaktian Pancasila, yang kita peringati setiap tanggal 1 Oktober, seringkali menjadi momen refleksi nasional. Meskipun bukan hari libur, tanggal ini adalah pengingat penting akan ketangguhan dan kesahihan ideologi negara kita di hadapan berbagai ancaman.Â
Namun, esensi sejati dari peringatan ini tidak hanya terletak pada upacara formal di ibu kota, melainkan pada bagaimana nilai-nilai luhur Pancasila dihidupkan dalam keseharian, khususnya di tingkat komunitas terkecil seperti Rukun Tetangga (RT). Di sinilah, makna Persatuan Indonesia dan Keadilan Sosial benar-benar diuji dan dibuktikan.
Di lingkungan kami, tepatnya di RT 07 RW 07, Jalan Kav. Geologi Timur, peringatan Hari Kesaktian Pancasila memiliki nuansa yang sangat praktis dan membumi. Warga di sini menunjukkan bahwa Pancasila itu tidak sekadar lima sila yang dihafalkan, melainkan lima prinsip yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata.Â
Cara mereka menghidupkan Pancasila adalah melalui semangat Caring is Sharing, yang diterjemahkan menjadi program-program sosial konkret. Ini adalah cara yang kuat dan sederhana untuk menegaskan bahwa Pancasila benar-benar sakti karena mampu menyatukan dan menggerakkan rakyat.
Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Ikhlas menjadi salah satu motor utama penggerak semangat ini. DKM Al Ikhlas tidak hanya berfokus pada kegiatan ibadah ritual semata, tetapi juga aktif menjalankan program "peduli umat" yang menyentuh langsung aspek sosial dan ekonomi warga sekitar.Â
Kegiatan ini seringkali berbentuk pembagian bantuan sembako kepada warga yang membutuhkan. Praktik ini menunjukkan Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, diimplementasikan melalui aksi kemanusiaan dan sosial, sesuai dengan ajaran universal tentang kepedulian.
Kegiatan pembagian sembako ini dilakukan secara rutin di momen-momen penting. Misalnya, menjelang datangnya bulan suci Ramadan atau Hari Raya Idulfitri, bantuan ini diberikan sebagai bentuk persiapan dan dukungan agar semua umat dapat merayakan hari besar dengan sukacita dan tanpa kekurangan.Â
Frekuensi dan ketekunan DKM Al Ikhlas dalam menjalankan program ini menunjukkan komitmen yang berkelanjutan, bukan hanya sekadar kegiatan insidental. Ini adalah bukti bahwa semangat gotong royong -- praktik nyata dari Pancasila -- masih hidup dan mengakar kuat di tengah masyarakat.
Baru-baru ini, DKM Al Ikhlas kembali memberikan paket bantuan sembako kepada puluhan warga sekitar. Yang menarik, sebagian penerima bantuan ini adalah jamaah masjid yang dikenal istikamah dalam melaksanakan ibadah shalat dan menghadiri majelis taklim.Â
Tindakan ini merupakan bentuk apresiasi dan kepedulian dari pengurus masjid kepada mereka yang aktif menjaga semangat keagamaan di lingkungan tersebut. Dana yang digunakan untuk program mulia ini sepenuhnya berasal dari donasi kaum muslimin, menunjukkan adanya siklus caring dan sharing yang sehat, transparan, dan berkelanjutan di dalam komunitas tersebut.