Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bukan Sekadar Data, Mengurai Teka-Teki Kehadiran Makanan Bergizi Gratis di Sekolah Kami

1 Oktober 2025   00:53 Diperbarui: 1 Oktober 2025   14:05 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh menu makanan bergizi gratis ala MBG. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Ini bukan tentang hitungan angka atau dokumen administrasi semata. Ini adalah tentang penantian, harapan, dan sepotong rasa penasaran yang sudah tiga bulan mengambang di udara ruang guru dan kelas-kelas SD Plus Ghifari. 

Kami, seluruh staf dan siswa di sini, masih bertanya-tanya: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) itu benar-benar akan datang, atau hanya tinggal janji yang tersangkut di awan birokrasi?

Tepatnya sudah lebih dari 90 hari sejak kedatangan tim pendata yang mengatasnamakan program MBG. Mereka datang membawa formulir, menanyakan jumlah siswa, memastikan data kehadiran, dan mencatat detail logistik sekolah. 

Kami menyambutnya dengan antusiasme yang tinggi. Siapa yang tidak senang mendengar kabar baik seperti ini? Sebuah program yang menjanjikan makanan bergizi lengkap untuk semua anak didik, gratis, tanpa biaya sepeser pun. 

Itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan di tengah tantangan pembiayaan sekolah swasta seperti kami.

Kami segera menyelesaikan semua permintaan data dengan cepat dan akurat. Kami memastikan tidak ada satupun siswa yang terlewatkan. Pihak sekolah melihat ini sebagai kesempatan emas untuk meningkatkan fokus belajar siswa. 

Makanan yang terjamin gizinya pasti akan membantu anak-anak lebih energik, lebih sehat, dan tentu saja, lebih siap menyerap pelajaran di kelas. Sebuah investasi nyata untuk masa depan mereka.

Setelah semua data diserahkan, kami diminta untuk menunggu kabar. "Paling lambat satu atau dua minggu, tim akan segera melakukan survei dan persiapan pengiriman," begitu janji yang kami dengar saat itu. Kami pun mulai menyusun rencana. 

Guru-guru sudah membayangkan bagaimana pembagian makan siang akan diatur. Anak-anak di kantin sudah mulai berbisik-bisik soal menu makanan "rahasia" yang akan mereka dapatkan. Semangat optimisme itu sangat terasa.

Hitungan Waktu dan Menguapnya Janji

Minggu pertama berlalu, tidak ada kabar. Kami berasumsi wajar, mungkin ada proses administrasi yang sedang berjalan di tingkat atas. Minggu kedua lewat, kami mulai mengirimkan pesan singkat, menanyakan progres pendataan yang sudah kami kirim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun