Mohon tunggu...
Teguh Si Mentor
Teguh Si Mentor Mohon Tunggu... Freelancer - sederhana saja

mari membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secangkir Kopi, Kita Nikmati Bersama

3 Oktober 2018   14:57 Diperbarui: 3 Oktober 2018   15:03 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

untukmu para sahabat

Sahabat. Di sebuah tempat, sang waktu pernah mempertemukan kita. Untuk sama-sama belajar, berproses, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. Di pinggiran kota, di sudut pojok warung kopi' secangkir kopi pernah kita nikmati bersama, sebatang rokok pernah kita hisab berdua, sebuah kata sederhana pernah membuat kita tertawa ria bersama, pernah juga" kita saling menceritakan masa lalu kita masing-masing. Hari demi hari telah berlalu, datang hari' tahun berganti. Sepertinya sang waktu tak membiarkan kita abadi dalam keabadiannya.

Sang waktu menjelma menjadi fase kehidupan di kehidupan yang baru. Kini, kita sama-sama menjalani kehidupan ini dengan beda arah dan jalan tujuan. Kau di sana dengan hidup barumu, sementara aku di sini dengan kehidupan baruku.

Kau dengan teman barumu sementara aku dengan kawan baruku. Tentu saja aku tak lupa, bahwa kau adalah temanku, sesosok sahabat dekat yang pernah mengisi gelak tawaku di sudut kota saat pagi dan sore dengan secangkir kopi andalan warkop langganan kita.

Oh iya, jangan lupa sahabat' aku hanya ingin sekedar mengingatkan. Cita-citamu yang sering kau katakan padaku dulu, harus kau raih sampai sukses. Kelak, aku yakin' bahwa aku juga bisa sukses seperti-mu.

Tak masalah, sang waktu kembali mempertemukan kita entah berapa tahun lagi atau berapa puluh tahun lagi. Yang jelas, kelak' kita akan kembali bertemu dengan kesuksesan kita masing-masing.

Dan jika sang waktu benar-benar menghendaki pertemuan itu, maka' jangan sekali-pun pernah lupa sahabat. Bahwa sang waktu pernah mempertemukan kita, bahwa sang waktu pernah mengizinkan kita untuk sama-sama belajar dan berproses bersama, bahwa sang waktu pernah menahan kita di sebuah warung kopi saat hujan tiba' sebuah tempat yang tidak asing lagi untuk kita kunjungi.

Doa'ku mengiringi langkahmu sahabat. Semoga panjang umur dan sehat selalu menyertaimu, semoga apa yang engkau cita-citakan dahulu segera terwujud, setaplah menjadi pribadi yang sederhana, rendah hati, dan bermanfaat bagi kehidupan orang lain, dan semoga kau bahagia di sana dengan teman barumu, doa'ku menyertai langkahmu.

Oh iya, jangan pernah lupa sahabat. Bahwa kita pernah sedekat itu, bahwa persahabatan kita pernah seakrab itu kawan...?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun