Mohon tunggu...
Teguh H Nugroho
Teguh H Nugroho Mohon Tunggu... Procurement - GA

Aku mencoba merangkai setiap isi hatiku dalam kata, hanya untuk kamu — satu-satunya alasan mengapa aku masih percaya pada cinta

Selanjutnya

Tutup

Nature

Musim Hujan Ekstrem & Banjir: Alarm dari Iklim yang Kita Abaikan

14 September 2025   07:19 Diperbarui: 14 September 2025   07:19 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan Lebat di Toll Jorr - Jakarta Selatan | Sumber: Koleksi Pribadi

Hujan deras yang mengguyur berbagai wilayah Indonesia belakangan ini kembali membawa kabar duka. Jalan-jalan terendam, rumah-rumah rusak, hingga warga harus dievakuasi. Musim hujan yang seharusnya menjadi anugerah air bagi kehidupan, kini justru berubah menjadi ancaman yang menakutkan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan bahwa musim hujan tahun ini berpotensi lebih panjang dan lebih ekstrem dibanding tahun-tahun sebelumnya. Curah hujan tinggi, disertai pola cuaca yang tak menentu, membuat banyak daerah masuk dalam zona rawan banjir dan longsor.

Banjir Bali September 2025 | Sumber: Banjir Bali September 2025 @google.com
Banjir Bali September 2025 | Sumber: Banjir Bali September 2025 @google.com

Bali menjadi salah satu contohnya. Beberapa waktu lalu, banjir besar melanda Denpasar dan sekitarnya, membuat aktivitas masyarakat lumpuh. Sementara di wilayah lain, banjir bandang bahkan merenggut belasan korban jiwa. Pemandangan ini seolah menjadi pengingat bahwa kita tengah berhadapan dengan fenomena alam yang semakin sulit diprediksi.

Namun, tidak semua faktor datang dari alam semata. Urbanisasi yang pesat tanpa perencanaan matang, drainase kota yang buruk, hingga kebiasaan membuang sampah sembarangan ikut memperparah bencana. Air yang seharusnya mengalir lancar ke sungai dan laut, justru terjebak karena tersumbat sampah plastik atau bangunan liar yang berdiri di bantaran sungai.

Di balik itu, terdapat realita pahit yang harus ditanggung masyarakat kecil. Warung makan yang kehilangan pelanggan karena terendam banjir, pedagang kecil yang kehilangan modal karena barang dagangannya rusak, hingga anak-anak sekolah yang harus absen berhari-hari. Banjir bukan sekadar bencana lingkungan, tapi juga bencana ekonomi dan sosial.

Banjir Bali September 2025 | Sumber: Koleksi Googles.com
Banjir Bali September 2025 | Sumber: Koleksi Googles.com

Dampak kesehatan pun tak kalah mengkhawatirkan. Genangan banjir membawa risiko penyakit kulit, diare, hingga demam berdarah. Akses terhadap air bersih juga terancam karena sumur terkontaminasi. Sementara itu, tekanan psikologis membuat banyak keluarga hidup dalam kecemasan, takut hujan deras berikutnya akan membawa bencana lebih besar.

Sampah menjadi salah satu masalah klasik yang seakan tidak pernah selesai. Hampir setiap kali banjir, foto-foto sampah plastik yang menumpuk di aliran sungai muncul di media sosial. Ini bukan semata kesalahan pemerintah, melainkan cerminan dari kebiasaan sehari-hari kita. Jika masyarakat masih menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah, maka banjir hanya tinggal menunggu waktu.

Pemerintah pusat maupun daerah memang sudah berupaya, mulai dari membangun tanggul, memperbaiki drainase, hingga melakukan normalisasi sungai. Namun, kebijakan itu tidak akan berjalan efektif tanpa partisipasi aktif masyarakat. Infrastruktur fisik perlu dilengkapi dengan perubahan perilaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun