Sementara itu di kademangan. Ludra yang baru datang, diserbu pertanyaan oleh beberapa bebahu dan pemudakademangan.
“Darimana saja kau Ludra!” tanya Danuarta dengan nada tinggi.
“Sabar Danuarta, biarlah dia mengatur napasnya dulu sebelum bercerita,” ujar Ki Demang dengan sareh.
Danuarta pun menuruti perkataan pamannya itu, padahal rasa penasaran sudah tak tertahankan lagi denganmenghilangnya Ludra, berbarengan dengan ditawannya Gendis dan Andaru Wijaya.
“Mohon maaf sebelumnya pada semua yang hadir disini, karena aku telah membuat kalian khawatir.”
“Aku sengaja mengikuti rombongan perampok yang menawan Gendis dan Wijaya. Bagaimana pun juga baik Gendisatau pun Wijaya adalah sahabatku.”
Ki Demang yang terkejut mendengar nama anaknya disebut, berkata, “bagaimana nasib Gendis anakku?”
“Gendis ditawan disarang gerombolan itu, Ki Demang. Tetapi mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengannya, sampai kita mampu membebaskannya.”