“Silahkan Kuntara, apa yang ingin kau sampaikan,” tanya Ki Demang.
“Kalau Ki Demang tidak keberatan, aku bersedia menyediakan 5 ekor lembu sisanya.”
Ki Demang menarik napas panjang. Katanya, “aku sangat berterimakasih atas niat baikmu Kuntara. Tetapi ini bukanbeban yang dibebankan kepadamu. Aku tidak ingin menyusahkan ibumu dengan perkara ini.”
“Tidak Ki Demang!” sahut Kuntara. “Aku sudah membicarakan pada ibuku dan dia tidak berkeberatan.”
“Tetapi aku akan menjadi berhutang budi padamu.”
“Kalau Ki Demang tidak mapan dengan bantuan yang aku ajukan, Ki Demang dapat mengembalikan bantuan itusuatu saat,” ujar Kuntara.
Ki Demang termenung sesaat, ia menimbang-nimbang usulan Kuntara untuk membantunya. Akhirnya dengan berathati ia pun mengambil keputusan.
“Baiklah Kuntara! Aku terima bantuan itu. Semoga aku cepat dapat mengembalikannya.”
“Ah tidak perlu seperti itu, yang terpenting Retnagendis selamat terlebih dulu. Setelah itu baru kita pikirkanpengembaliannya.”
Ki Demang dan semua yang hadir mengangguk-angguk. Seolah merasa lega atas kesepakatan yang dicapai antara Ki Demang dan Kuntara.
Dalam pada itu di gubuk tempat Wijaya bermalam. Diam-diam Sadewa datang dan berbincang dengan Wijaya.