Mohon tunggu...
tri prabowo
tri prabowo Mohon Tunggu...

Engineer PLC, lagi belajar nulis, Hobi Cersil, sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serial: Andaru Wijaya [10]

18 Juni 2016   18:57 Diperbarui: 18 Juni 2016   19:04 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika matahari sepenggalah ia terbangun dan bergegas ke kulah untuk sekedar membasuh mukanya, kemudian berpamitan dengan paman dan bibinya, karena hari itu ia mendapat amanah dari Ki Supa untuk menghadap Raden Prajasena.

Ia berlari dari dusun Tawang menuju Pendawareja, ia merasa terheran-heran bahwa langkahnya ringan sekali dan dapat berlari dengan cepat, ia mengambil kesimpulan sendiri mungkin karena latihan yang sering ia lakukan dengan berlompatan dari batu padas yang satu ke batu padas yang lain membuat ia terbiasa dan nafasnya pun tidak memburu seperti biasanya.

Hanya beberapa saat saja dia sudah masuk dusun Pendawareja, ia lalu memperlambat  langkahnya, sesampainya di kediaman bangsawan itu, ia langsung menemui Ki Supa, karena khawatir Raden Prajasena pergi keluar untuk urusan berdagang, maka mereka langsung menghadap Raden Prajasena di pendapa.

“Kau sudah datang Wijaya ?”Raden Prajasena berkata dengan nada dalam.

“Hamba Raden..”

“Kau sudah menjelaskannya Ki Supa ?,”Raden Prajasena bertanya.

“Sudah Raden, tetapi untuk keterangan selanjutnya, silahkan jika raden ingin menambahkan.”

“Baiklah besok kau dapat berangkat kerumah Pangeran Prangwahana , tetapi jangan hari ini aku memerlukanmu untuk merawat kudaku yang sudah beberapa hari kau tinggalkan.”

“Besok kau tidak perlu datang kesini, bawalah kudaku yang berwarna coklat dan besok kau tukar dengan kudaku yang dibawa oleh putranya, aku sudah berjanji pada pangeran itu untuk menghadiahkan sebuah kuda, tetapi bukan kuda yang dirampas dari tanganmu oleh Raden Widarpa, karena kuda itu sudah dipesan seorang perwira Kompeni.”

Setelah menyampaikan beberapa pesan Raden Prajasena pergi bersama orang kepercayaannya, yaitu ki Wijil dengan berkuda, Wijaya dan Ki Supa langsung dengan kesibukkannya masing-masing.

Wijaya memandikan dan memberi makan, kemudian merapihkan rambut kuda-kuda milik bangsawan itu, dari serambi samping Kinasih memperhatikan Wijaya yang sedang menyisir rambut kuda itu dibawah pohon yang teduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun