Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sibuk adalah Ilusi

19 Oktober 2020   08:38 Diperbarui: 19 Oktober 2020   08:45 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sibuk (sumber:brilio.net)

"Sibuk itu tidak ada, yang ada hanyalah tentang kemampuan kita dalam mengelola waktu" (TauRa)

Suatu waktu saya berkunjung ke seorang rekan yang sudah berposisi sebagai head di sebuah perusahaan. Levelnya kira-kira Assistant Vice President (atau mungkin juga di atas itu). Saya agak kaget ketika melihat di meja kerjanya bertumpuk kertas-kertas yang saya yakin hampir mustahil untuk bisa dia baca semuanya, kecuali dia akan pulang kerja setiap hari jam 12 malam, pikir saya.

Seperti biasa, kami bicara ringan di jam istirahat itu hingga saya punya kesempatan bertanya.

"Apa yang terjadi, hingga kau terkesan sangat sibuk" tanya saya.

"Ginilah Bro, lihat sendiri di meja ini kan, banyak banget yang harus dikerjakan.." kata rekan saya tadi.

"Apa menurutmu mungkin sebagian pekerjaan ini dilimpahkan ke orang lain?" tanya saya lagi.

"Gak bisa, bro, ini hanya aku yang bisa mengerjakan, lagian stafku kayaknya kurang paham kalau mau kulimpahkan pekerjaan ini.."balasnya lagi.

"Kalau kurang paham, kenapa tidak dipahamkan? atau diajarkan supaya paham? seharusnya untuk level dirimu ini sudah mulai diundang untuk jadi Pembicara atau inspirator untuk anak muda, bukan terlalu sibuk mengerjakan kertas-kertas ini..! balas saya.

"Iya juga ya.." balas teman saya tadi sambil menganggukkan kepalanya.

lalu kami kemudian melanjutkan bicara hal lain di luar kantornya.

***

Apakah teman saya tadi hanya sendirian di dunia ini yang merasakan hal yang sama? Tidak. mungkin jutaan orang lain juga merasakan hal yang sama. Kalau ada diantara kita yang mengerjakan hal yang sama selama puluhan tahun tanpa ada improvisasi sedikitpun, perlu kita tanyakan ke diri kita, jangan-jangan pada saat itu kita sudah jadi robot yang berjalan?

Lebih sayangnya lagi, jika hal yang sama itu terus dilakukan hingga membuat kita seolah-olah sibuk. Pertanyaannya, apakah memang kita benar-benar sibuk? nanti dulu, jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan.

Saya sering menyampaikan kalimat ini dalam beberapa kesempatan pelatihan tentang manajemen waktu,

"Bekerja 8 jam, Istirahat 8 jam, pastikan keduanya punya kualitas yang berbeda" (TauRa)

Maksudnya begini. Banyak orang (tidak semua), yang sayangnya, kualitas waktu bekerjanya yang 8 jam itu, sama (hampir sama) seperti kualitasnya ketika istirahat atau tidur. Dia bekerja, tetapi tidak memberikan hati dan pikiran totalnya dalam bekerja.

Dia memang bekerja, tetapi baru beberapa menit dia sudah kembali melihat HP nya. Dia bekerja, tetapi baru beberapa saat dia sudah ke toilet. Dia bekerja, baru mulai beberapa saat sudah ngobrol dengan teman kerjanya (padahal tidak ada perlunya) dan lain sebagainya. Lalu kapan pekerjaannya akan selesai?

Wajar, orang seperti ini seolah-olah hebat karena lembur. Tetapi justru jauh dari kata hebat. Orang seperti ini justru tidak produktif dan dalam jangka panjang bisa merugikan perusahaan karena biaya bertambah (listrik dll) akibat lembur tidak produktifnya.

Yang benar adalah, kalau sudah memutuskan bekerja ingin hanya 8 jam dan pulang tepat waktu, maka selama 8 jam itu totallah bekerja, tanpa ingin mengganggu dan diganggu orang lain. Kalau Anda mau ambil jeda sejenak untuk mengambil napas? boleh, tapi langsung kembali lagi dengan antusias.

"Penelitian menyebutkan, orang-orang sukses yang kita kenal hari ini, selalu menyelesaikan 2/3 dari pekerjaan harian mereka sebelum makan siang"

Setelah membaca penelitian ini bertahun-tahun yang lalu, Saya (alhamdulillah) sampai saat ini, selalu (berusaha) menyelesaikan 2/3 dari pekerjaan harian saya sebelum makan siang. Sehingga tidak perlu kaget, saya bisa pulang tepat waktu dan selalu bisa menikmati mentari di sore hari dan bercengkrama bersama keluarga tercinta.

Produktif bukan tentang panjangnya jam kerja. Tetapi itu tentang efektivitas dalam memanfaatkan waktu. Jadi, jika Anda merasa seperti sibuk tidak ada habisnya, maka jangan-jangan ada yang salah dalam efektivitas memanfaatkan waktu Anda.

Di dalam buku "Time Management for Busy People" yang ditulis oleh Roberta Roesch dikatakan kalau pendelegasian tugas dan penentuan waktu (menit atau jam) yang bernilai dalam hidup Anda akan bisa membantu Anda untuk lebih produktif dan efektif dalam melakukan tugas harian Anda.

Sederhananya, Anda tinggal memberikan nilai dari setiap waktu yang Anda gunakan, apakah waktu yang Anda gunakan untuk suatu hal ini bermanfaat? kalau tidak, tinggalkan dan beralih kepada hal yang bermanfaat.

Lalu, apakah kemudian Anda dibayar per jam atau dibayar per bulan tentu bukan lagi menjadi persoalan besar jika Anda sudah bisa masuk ke hal yang lebih penting yaitu manfaat dan efektivitas dari yang Anda kerjakan. Kalau yang Anda kerjakan bermanfaat dan efektif lalu dibayar per jam, bisa. Kalaupun dibayar per bulan, juga tidak menjadi persoalan.

Jika sudah begini, masihkah kita menganggap diri kita sibuk dengan asumsi yang kita buat sendiri? ataukah justru kita semakin menyadari kalau sibuk itu pada dasarnya adalah ilusi yang kita buat sendiri untuk menggelari diri kita orang yang seolah-olah banyak kegiatan? Silakan kita jawab masing-masing.

Semoga bermanfaat

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun