Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Metafora Senja

19 Agustus 2023   18:44 Diperbarui: 19 Agustus 2023   19:02 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja adalah batas pertemuan kita sebelum kaki langit melangkah ke seberang. Waktu kemarin yang memudar dan hilang seakan membiak dalam catatan servoar baru, dalam catatan keyakinan keyakinan, dalam asa dan penyesalan.

Senja bukan setangkai bunga yang kuncup. Bukan kota kota yang menyala. Bukan pertikaian eksistensi. Bukan tulang yang berdenyut ngilu.

Baca juga: Metafora Sepi

Senja adalah persinggahan keberadaan. Antara redup dan hidup. Antara gaduh dan gagah. Ia seperti cermin untuk memandang diri sendiri dan ayat ayat sekitarnya.

Hujan jatuh dan berlalu. Angin  hadir dan mengisi tekanan. Daun daun akan ditimpa senyap. Debu debu menanti embun. 

Dan senja akan beranjak dari batas kepala. Keinginan dan harapan harapan. Jalan jalan protokol temaram seperti memberi penyambutan. Anak anak kecil berlari di ujung lorong yang sempit.

Baca juga: Metafora Pagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun