Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencerna Puisi

10 Februari 2022   11:45 Diperbarui: 10 Februari 2022   12:33 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencerna Puisi

*****
Simpel saja
mencerna puisi seperti menikmati kopi
sesiapun boleh dan asyik saja.

seduhan dan campurannya
akan dapat dirasakan
setelah melewati bibir,
atau saat aromanya menjalar, lalu menaiki udara dan sampai ke memori

begitup puisi,
simpel saja,
dengan membacanya, mendengarnya,
merasakan abstraksi bahasa
dan strukturnya yang khas, atau rupa kata yang khas.

keindahannya tentu beragam persepsi,
namun tautan puisi pada umumnya
tetap berlaku, gaya bahasa, lirik dan makna.

beberapa puisi dapat diteguk dan diseruput langsung,  seperti kopi. beberapa lainnya mesti dicerna dengan
mata bahasa mata gairah.  

dari situ puisi akan terserap
aromanya hinggap
maknanya menetap
hikmahnya tersingkap : melaupaui peristiwa dan gejala gejala di sekitar kita.

mari mencerna puisi!

terima kasih. Baca juga : puisi 

https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61fd261bb4616e61fe1b3463/puisi?source_from=read_related

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun