Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telepon dari Ayah

6 Oktober 2021   17:39 Diperbarui: 6 Oktober 2021   17:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

telepon dari ayah

aku tak menelepon ayah
dia yang meneloponku
tentu hati jadi tak enak
mestinya aku yang telepon lebih dulu

mungkin ia rindu
atau sekadar ingin ngobrol
dan menanya kabar                                         lalu bercerita hal hal kecil dan besar.

aku mendengar suaranya yang keruh
jauh, 15 jam perjalanan darat
aku melihat matanya yang tegar
membangun kehidupan anak anaknya
dalam zaman yang payah.

aku tahu, mata tuanya itu tetap bercahaya. hatinya tetap menyala.
walau darah dan kulitnya tidak lagi sama seperti 30 tahun lalu. tapi harapan          dan cintanya kepada kami tiada bertepi.

ayah meneleponku tadi pagi
sepi rasaku
ada gembira
haru.rindu.
aku tanya ibu juga
masih bersama cucu
dan beberapa urusan dapur.


aku terima telepon dari ayah
saat aku di kelas
dan ia menutupnya setelah kelasku selesai.(Moga ayah dan ibu dalam RahmatNya selalu)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun