Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novelet Lirik 3: Rebah di Bawah Rembulan

30 Juli 2021   14:18 Diperbarui: 30 Juli 2021   14:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Rembulan membentangkan gaunnya lebar lebar, dan lelaki itu menggamitnya, memeluknya, rebah dan takjub.

Kata kata telah menjadi sunyi.
apa yang dapat mewakili keindahan
setelah adanya perjumpaan.

Dari semilir angin dan helai daun
atau buih buih di laut yang menguap menjadi hujan. Rindu yang terjawab
adalah kegembiraan yang tak berkesudahan.

Namun rembulan tak hanya diam
ia selalu berbisik dan bercengkerama
dengan isyarat kecintaan sang Maha Rahim.

Lelaki tadi sedang mengurai pecahan sinar rembulan diam diam. Dia masih takjub dan ingin mengatakan sesuatu.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun