Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Orang Tua Pikun Itu Al-Qur'an yang Robek

21 September 2025   08:52 Diperbarui: 21 September 2025   08:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi caregiver merawat pengidap demensia alzheimer (Sumber: Unsplash)

"Ketika pikun dianggap remeh, ada sebuah analogi: orang tua yang pikun itu ibarat Al-Qur'an yang robek—tidak bisa dibaca, tapi harus tetap dihormati."

Ada satu kata yang sering kali kita lontarkan dengan entengnya saat melihat orang tua di kampung lupa naruh kunci motor. "Walah, sudah pikun." Kadang dengan nada maklum, kadang sambil terkekeh-eh, seolah-olah pikun itu kayak kebiasaan nyeleneh saja. Lupa nama cucu, lupa jalan pulang, atau lupa kalau sudah makan, semua dianggap wajar.

Padahal, mosok iya? Anggapan itu seperti meletakkan bom waktu di dalam lemari yang kita kira isinya cuma sarang laba-laba. Kita tidak sadar, di balik kelupaan-kelupaan remeh itu, ada sebuah proses sistematis yang lebih menyeramkan dari film horor paling sadis.

Ini bukan cuma urusan lupa, Bung. Ini adalah proses pembunuhan pelan-pelan terhadap memori, identitas, dan bahkan jiwa seseorang. Ini bukan lagi pikun. Ini namanya demensia.

Dan di antara segala macam jenis demensia, ada satu yang paling sering jadi biang kerok, namanya Alzheimer.

Eksplorasi Pikun yang Jauh Lebih Serius dari Gosip Tetangga

Kita sering menganggap remeh. Lupa itu kan lumrah, katanya. Padahal, dikutip dari Kemenkes, demensia itu adalah sebuah sindrom, bukan penyakit tunggal, yang disebabkan oleh kerusakan sel saraf otak. Demensia Alzheimer adalah penyebab demensia yang paling umum.

Ini bukan cuma salah meletakkan barang, lho. Demensia Alzheimer itu penyakit degeneratif yang progresif. Itu artinya, kondisinya terus memburuk seiring waktu. Sel-sel otak hancur, memori yang paling esensial pun lenyap.

Dilansir dari data Global Dementia Observatory (GDO) yang dikutip oleh Antara News, ada 55,2 juta orang hidup dengan demensia di tahun 2019. Angka itu diprediksi melonjak jadi 139 juta pada 2050, dan yang ngeri, mayoritasnya ada di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.

Baca juga: Perempuan Kuat Itu Bukan Superhero Multitasking

Jadi, bukan cuma nenek di ujung gang yang mengalami, ini adalah pandemi senyap yang mengintai kita semua, dan kita masih santai saja menganggapnya sebagai pikun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun