Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Jalan Terakhir di Tapal Bumi

18 Maret 2025   20:43 Diperbarui: 20 Maret 2025   03:59 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, pria di sebelahnya berhenti bermain-main dengan pistolnya.

Dan dalam sepersekian detik, suara letusan memenuhi kabin.

Dunia Bramanto bergetar. Sesuatu yang hangat mengalir dari tubuhnya. Pandangannya bergetar, lalu perlahan mulai mengabur.

Dalam kesadaran yang menipis, ia hanya bisa merasakan tubuhnya ditarik keluar, lalu diseret ke dalam gulita semak-semak di pinggir jalan.

Sebelum semuanya benar-benar menghilang, ia mendengar suara pintu mobil ditutup.

Kemudian suara mesin mobilnya sendiri, yang perlahan melaju menjauh, meninggalkannya dalam kegelapan yang abadi.

Angin malam berhembus pelan di antara semak-semak yang basah oleh embun. Di bawah cahaya bulan yang samar, tubuh Bramanto tergeletak diam, sebagian wajahnya tertutup bayangan daun-daun lebat. Aroma tanah bercampur darah menyebar perlahan di udara, menyatu dengan kesunyian pekat di pinggiran jalan lintas Sumatra.

Mobil hitam itu sudah pergi. Truk miliknya juga. Hanya kegelapan yang tersisa, menyelimuti tubuh yang mulai kehilangan hangatnya.

Lalu, sesuatu bergerak.

Jemari Bramanto berkedut pelan.

Rasa sakit datang sebelum kesadaran sepenuhnya kembali. Satu denyutan tajam di perutnya, lalu di dadanya, merambat sampai ke pangkal tengkuk. Napasnya pendek dan tersengal, seperti udara enggan masuk ke paru-parunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun