Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bu, Boleh Kan Aku Menemanimu Malam Ini?

14 Agustus 2019   21:17 Diperbarui: 15 Agustus 2019   12:19 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi; Kompas

Bu, boleh kan aku menemanimu malam ini? Agar engkau tidak kian tersuruk sendirian dalam lorong yang panjang. Yang kian sepi. Dan, agar engkau tidak lupa jalan pulangmu.

Bu, boleh kan aku menemanimu malam ini?

Agar engkau bisa ceritakan kepadaku kisah tentang orang-orang yang duduk muram di ujung jalan. Yang bibir dan tanganya berlumuran darah yang sudah mengering. Mungkin sudah tak ada lagi obat dan rumah untuk singgah yang tersisa. Karena rumah-rumah mereka sudah rata dijejak oleh kaki-kaki yang serakah.

Bu, boleh kan aku menemanimu malam ini?

Agar aku bisa melihat jelas wajah rentamu. Meraba pipimu yang berkerut. Dan tanganmu yang kasar yang berwarna coklat seperti kerak nasi di periuk. Agar aku tahu bagaimana kerasnya engkau meniti hidup. Agar aku bisa sampaikan kepada teman-temanku kisah itu. Bahwa betapa getir hidupmu tak sedikitpun menyurutkan cintamu kepada tanah leluhurmu. "Ini tanah airku," katamu.

"Bu, aku pasti akan menemanimu," lirihku.  

Sepulang dari kebun di penghujung senja, setelah merapikan ranting-ranting kering untuk kayu bakarmu, aku akan mampir ke rumahmu lagi besok. Agar aku bisa menemanimu sekali lagi. Agar engkau tidak kesepian. Aku hanya melihat kursi-kursi dan amben tua peninggalan leluhurmu di rumahmu. Betapa engkau terlalu lama berkarib dengan sepi.

Mungkin sudah terlalu lama kau simpan rapi rindumu kepada anak-anakmu. Yang sudah lupa untuk pulang. Untuk membaktikan diri untuk negeri.

Bu, boleh kan pada dinding rumah kusammu kulukis pesan dengan arang? Tentang cintaku yang tak tergantikan. Pada negeri-ku.

Jakarta, 14 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun