Tantangan: Bagaimana menjaga Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa ilmiah, bahasa pergaulan resmi, dan bahasa pemersatu, tanpa mematikan kreativitas bahasa gaul?
Aksi Nyata: Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam forum-forum resmi (kuliah, skripsi, seminar) dan mempromosikan literasi Bahasa Indonesia melalui konten digital yang berkualitas. Bahasa menunjukkan bangsa!
B. Merawat Toleransi dan Bhinneka Tunggal Ika
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah jantung dari INI. Namun, toleransi hari ini diuji oleh:
Eksklusivisme Kelompok: Kecenderungan merasa kelompok (agama/etnis) sendiri yang paling benar.
Politik Identitas: Penggunaan isu SARA dalam kontestasi politik yang memecah belah masyarakat.
Peran Mahasiswa di Kampus:Kampus adalah miniatur Indonesia. Tugas Anda adalah memastikan kampus menjadi laboratorium toleransi. Aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) lintas budaya, berorganisasi tanpa memandang suku/agama, dan menjadi yang pertama melawan segala bentuk diskriminasi. Toleransi adalah praktik sehari-hari, bukan sekadar teori.
C. Konsumerisme dan Cinta Produk Lokal
Globalisasi mendorong gaya hidup konsumtif. Kita seringkali lebih bangga memakai produk brand luar negeri daripada produk UMKM lokal.
Refleksi: Salah satu ciri khas bangsa adalah keberpihakan pada ekonomi sendiri. Mencintai produk lokal, seni, dan kerajinan Indonesia adalah manifestasi nyata dari Identitas Nasional yang berdaya. Hal ini bukan hanya soal patriotisme, tetapi juga soal menggerakkan roda ekonomi rakyat.
VI. Penutup: Identitas Nasional sebagai Pilihan Sadar