Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Identitas Nasional: Bukan Sekedar Hafalan, Melainkan Jati Diri di Tengah Badai Globalisasi

17 Oktober 2025   06:23 Diperbarui: 17 Oktober 2025   08:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Identitas Nasional: Skrinsyut

Globalisasi membawa dua efek utama:

  1. Homogenisasi (Menjadi Sama): Budaya populer global (seperti gaya hidup Barat, musik K-Pop, film Hollywood) menawarkan kesamaan gaya hidup, yang perlahan menggerus kekhasan lokal. Mahasiswa modern menghadapi dilema: ingin tampil global, tetapi takut kehilangan akar.

  2. Radikalisme Identitas (Menjadi Terlalu Beda): Di sisi lain, globalisasi juga memicu reaksi balik. Ketika identitas nasional terasa longgar, muncul penguatan identitas sub-nasional (seperti etnis, agama, atau kelompok kecil) secara berlebihan dan eksklusif. Hal ini bisa mengancam persatuan dan menimbulkan konflik SARA.

Peran Mahasiswa:Mahasiswa adalah agent of change yang seharusnya mampu menjadi Filter Budaya. Kita harus bisa membedakan mana nilai global yang positif (seperti etos kerja keras, disiplin, dan teknologi) dan mana yang negatif (individualisme ekstrem, konsumerisme hedonis). Identitas Nasional (Pancasila) berfungsi sebagai Saringan (Filter) yang memastikan nilai yang kita serap tidak bertentangan dengan jati diri bangsa.

B. Menghadapi Post-Truth Era: Ketahanan Ideologi

Di era informasi palsu (hoax) dan pasca-kebenaran (post-truth), ideologi-ideologi transnasional (baik itu radikalisme agama, liberalisme ekstrem, atau paham anti-Pancasila lainnya) mudah menyebar melalui internet.

Pancasila sebagai Benteng:Identitas fundamental kita, Pancasila, adalah benteng terakhir. Mahasiswa dituntut untuk tidak hanya menghafal, tetapi menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Ketika ada paham yang ingin memecah belah persatuan, solusi tidak terletak pada senjata, tetapi pada pemahaman yang kokoh tentang Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dan Sila Kelima: Keadilan Sosial.

V. Dinamika dan Perjuangan Melestarikan INI

Melestarikan Identitas Nasional bukanlah proyek museum. Ia adalah proyek kehidupan yang dinamis.

A. Revitalisasi Bahasa Indonesia di Ranah Digital

Sebagai generasi netizen, Anda adalah pengguna bahasa paling aktif dalam sejarah. Penggunaan bahasa gaul, singkatan, dan code-switching dengan bahasa asing sangat lumrah.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun