Tak lama, seorang perempuan muda datang menyambut. Bang Erwin yang sudah kenal lama mengutarakan maksud kedatangan kami --- bukan untuk membeli, tetapi sekadar melihat-lihat. Dengan ramah ia mempersilakan kami masuk ke kawasan yang luasnya sekitar tujuh hektar ini.
Di langit-langit pintu masuk tergantung sebuah benda seni berbentuk ikan buntel raksasa. Mulutnya menganga lebar, tubuh bulat membesar, dan duri-duri atau ranting menjulur di sekelilingnya --- menyerupai ikan buntel yang mengembang sebagai bentuk pertahanan diri.
Yang menarik, jika benar terinspirasi dari ikan buntel, maka seniman seolah bermain dengan gagasan perlindungan dan ancaman sekaligus. Ikan buntel tampak lucu tapi beracun; demikian pula karya ini --- terbuat dari bahan alami yang lembut (kayu), tetapi tampil seperti makhluk penjaga yang menakutkan.
Di sini, bentuk "ikan buntel kayu" itu tampak kontras sekaligus hidup: seolah berenang di udara, melindungi tempat itu dari bahaya, atau justru mengintai siapa yang lewat di bawahnya.
Kami memasuki ruang pamer, baik yang terlindung di bawah atap maupun yang dibiarkan terbuka alias open air. Berderet puluhan benda seni yang indah dengan kualitas pengerjaan luar biasa --- karya-karya kayu berukuran besar, detail, dan monumental.
Yang pertama menarik perhatian saya adalah patung berbentuk rangka dinosaurus raksasa, seluruhnya terbuat dari kayu. Tampak seperti Tyrannosaurus rex dengan rahang terbuka dan deretan gigi tajam. Patung ini berdiri gagah di ruang pamer beratap baja terbuka, di tengah suasana artistik dengan aroma kayu yang memenuhi udara.
Ada pula pahatan akar besar yang diukir dengan adegan kehidupan manusia dan alam --- rumah-rumah kecil, pepohonan, dan figur-figur yang muncul dari lekukan akar pohon. Karya ini menciptakan kesan dongeng hutan purba yang membeku dalam kayu. Tak jauh dari situ, sebuah akar besar lain diukir dengan tema laut: bentuk ikan, kura-kura, gurita, dan karang, seolah menggambarkan dunia bawah laut dalam wujud pahatan tiga dimensi.
Saya serasa tenggelam dalam sebuah museum seni raksasa yang masih setengah jadi. Deretan puluhan, bahkan ratusan karya dalam berbagai ukuran, menyambut dengan gembira. Setiap karya tak hanya menonjolkan keahlian teknis, tetapi juga imajinasi besar tentang hubungan manusia, alam, dan mitos.