Evaluasi Kebijakan Ekonomi Indonesia dan Tantangan Masa Depan
Pendahuluan
Kebijakan ekonomi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sejarah bangsa, dinamika politik, serta perubahan lingkungan global. Setiap era pemerintahan memiliki prioritas dan pendekatan berbeda, tergantung pada tantangan yang dihadapi. Mulai dari upaya menjaga stabilitas pascakemerdekaan, pertumbuhan pesat pada masa Orde Baru, hingga liberalisasi dan demokratisasi di era Reformasi, kebijakan ekonomi selalu berperan penting dalam menentukan arah pembangunan nasional.
A. Evaluasi Kebijakan Ekonomi dari Masa ke Masa
1. Era Orde Lama (1945--1966)
Fokus pada bertahan hidup di tengah krisis politik dan ekonomi. Kebijakan nasionalisasi aset asing dijalankan, namun inflasi melonjak hingga 600% (1965). Pelajaran: disiplin anggaran dan stabilitas politik mutlak.
2. Era Orde Baru (1966--1998)
Pertumbuhan tinggi 7% per tahun berkat industrialisasi dan boom minyak. Namun, muncul masalah: ketergantungan utang, KKN, dan ketimpangan. Krisis 1997 menghancurkan pondasi ekonomi. Pelajaran: pertumbuhan tanpa tata kelola tidak berkelanjutan.
3. Era Reformasi (1998--sekarang)
Ekonomi lebih terbuka, demokrasi, desentralisasi fiskal, UMKM diberdayakan, dan reformasi sektor keuangan dilakukan. Tantangan: inkonsistensi kebijakan, politik anggaran, dan korupsi. Pelajaran: demokrasi butuh konsistensi dan birokrasi kuat.
B. Isu Kebijakan Ekonomi Kontemporer
- Ekonomi digital: tumbuh pesat namun menghadapi masalah regulasi, monopoli, dan perlindungan pekerja gig.
- Hilirisasi SDA: larangan ekspor nikel mentah berhasil tarik investasi, namun rawan ketergantungan asing dan dampak lingkungan.
- Transisi energi: target net zero 2060 dengan energi terbarukan, kendaraan listrik, dan penghentian PLTU. Tantangan biaya tinggi dan resistensi industri fosil.
- Pembangunan IKN: peluang pemerataan, namun menghadapi isu pendanaan, investasi, dan dampak sosial-lingkungan.
C. Tantangan Kebijakan Ekonomi Indonesia
1. Ketimpangan sosial dan wilayah (rasio gini 0,38--0,40).
2. Ketergantungan pada SDA.
3. Inflasi pangan (beras, cabai, bawang).
4. Defisit fiskal dan utang publik > Rp 7.000 triliun.
5. Disrupsi teknologi (otomatisasi, AI).
6. Krisis iklim.
D. Arah Kebijakan Ekonomi Masa Depan
- Adaptif terhadap globalisasi dan krisis dunia.
- Inklusif dan pro-rakyat (UMKM, jaminan sosial).
- Berbasis data (evidence-based policy).
- Hijau dan berkelanjutan (green economy).
- Investasi pada pendidikan, riset, dan SDM.
Kesimpulan
Kebijakan ekonomi Indonesia berkembang dari bertahan hidup pasca-kemerdekaan, pertumbuhan pesat Orde Baru, hingga demokratisasi era Reformasi. Saat ini, isu digital, hilirisasi, transisi energi, dan pembangunan IKN jadi fokus. Tantangan besar tetap ada: ketimpangan, SDA, defisit fiskal, disrupsi teknologi, dan krisis iklim. Masa depan menuntut kebijakan adaptif, inklusif, berbasis data, berkelanjutan, dan menekankan penguatan SDM.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI