Kalau di Tashkent ada Chorsu Bazaar, maka di Almaty ada (Zelyony Bazar) atau Kok Bazaar yang artinya adalah Green Bazaar. Tidaklah mengherankan karena Almaty adalah kota terbesar di Kazakhstan yang menawarkan perpaduan menarik antara sejarah, budaya, dan kuliner.
Green Bazaar adalah salah satu tempat terbaik untuk merasakan kehidupan lokal. Pasar tradisional ini telah berdiri sejak abad XIX ketika Kazakhstan masih termasuk wilayah kekaisaran Rusia, dan terus berkembang melintasi zaman Soviet hingga masa kini.
Perjalanan saya ke Green Bazaar dimulai dari Zhenkov Cathedral, sebuah gereja kayu berwarna-warni yang menjadi salah satu ikon kota. Karena jaraknya tidak terlalu jauh kami mencoba naik bus menuju pasar tradisional ini. Tarifnya sangat murah, hanya 100 tenge. Selain dengan uang tunai, ongkos bisa juga dibayar menggunakan kartu Onay, sistem pembayaran elektronik yang berlaku di seluruh angkutan umum kota. Perjalanan singkat ini memberikan kesempatan untuk melihat suasana jalanan Almaty, dengan gedung-gedung tua peninggalan Soviet yang berdampingan dengan arsitektur modern.
Memasuki Green Bazaar: Pasar Tradisional yang Hidup
Sesuai namanya pasar ini dicat warna hijau dengan tulisan Kok Bazaar dalam Bahasa Kazakh dan Zelyiony Bazaar dalam bahasa Rusia di atasnya. Saya sempat berfoto dengan latar belakang pasar ini.
Sebelum masuk ada papan warna hijau dengan tulisan aksara Kiril bahasa Rusia,
" ", ("PRINOSIM IZVINENIYA ZA VREMENNYE NEUDOBSTVA")
yang berarti "Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan sementara."
rupanya sebagian pasar ini sedang direnovasi.
Begitu masuk ke dalam Green Bazaar, saya langsung disambut oleh hiruk-pikuk pasar yang ramai. Suasana di sini begitu hidup---para pedagang berteriak menawarkan dagangan mereka, pelanggan sibuk menawar harga, dan aroma makanan khas Kazakhstan tercium di udara.
Saya berjalan mengelilingi pasar yang dibagi dalam beberapa los sesuai dengan jenis barang dagangannya. Selain barang dagangan berupa pakaian, makanan, dan rempah ada beberapa yang khas.