Suasana keakraban pun makin terasa; obrolan tentang pengalaman umroh sebelumnya, harapan untuk ibadah kali ini, dan pula canda ringan yang membuat suasana semakin hidup.
Tepat waktu pukul 13:40, seluruh jamaah berkumpul kembali di lobi hotel. Semua dalam keadaan berwudhu, siap melanjutkan perjalanan menuju masjid untuk rangkaian ibadah selanjutnya. Kedisiplinan waktu yang dijaga dengan baik oleh panitia membuat hati kami semakin yakin bahwa setiap detik perjalanan adalah bagian dari anugerah yang harus disyukuri.
Memasuki Rangkaian Ibadah di Masjid: Tawaf, dan Sai
Perjalanan menuju masjid membawa kami ke babak ibadah berikutnya. Di Ka'bah kami memulai dengan tawaf yang kali ini terasa lebih lancar dan khusyuk. Setiap langkah mengelilingi Ka'bah diiringi doa dan harapan, seolah setiap putaran mendekatkan jiwa kepada Sang Pencipta. Suasana yang penuh keikhlasan membuat kami lupa akan segala penat dan lelah yang dirasakan dari serangkaian perjalanan sebelumnya.
Setelah tawaf, sholat sunah dilaksanakan dengan tenang. Beberapa jamaah menyempatkan diri untuk berfoto, mengabadikan momen sakral bersama keluarga dengan latar belakang baitulmal. Rasa khusyuk dan haru mengiringi keindahan momen kebersamaan dalam ibadah.
Saat memasuki rangkaian sai, dinamika mulai berubah. Di antara kerumunan jamaah yang sedang melaksanakan sa'i antara Safa dan Marwah, kami berjalan beriringan sambil melantunkan doa. Terkadang, saya memilih untuk memisahkan diri sejenak. Dalam keheningan yang berbeda, saya mengambil waktu untuk menikmati segelas air zam zam. Duduk di sudut yang tenang, saya memandang air zam zam yang mengalir, seolah mengalirkan kesejukan ke dalam jiwa yang dahaga akan ketenangan. Momen tersebut menjadi istirahat sejenak yang memberi ruang untuk merefleksikan setiap langkah ibadah dan mengingat betapa agungnya rahmat yang senantiasa mengalir.
Rombongan Shalawat Rasul: Harmoni Suara yang Menggetarkan Hati
Di tengah perjalanan sai yang syahdu, sebuah momen unik terjadi yang langsung menghangatkan suasana. Tiba-tiba, terdengar suara lantunan shalawat Rasul yang begitu merdu dan penuh semangat. Di keramaian tampak rombongan jemaah yang berbaris rapi, layaknya pasukan defile yang teratur, dengan seragam syal warna merah mudah yang mencolok seakan mewakili kesatuan keimanan yang begitu kental.
Mereka melantunan salawat dengan irama yang harmonis, seolah mengajak seluruh jamaah untuk ikut meresapi keindahan doa yang menggetarkan jiwa. Suara mereka memenuhi setiap sudut lorong jalur sai antara sofa dan Marwah menciptakan resonansi yang mendalam. Di antara lantunan itu, terdengar bait-bait yang begitu menyentuh, seperti:
"Y Nab salmun 'alaika
Y Raslu salmun 'alaika
Y Habbu salmun 'alaika
Shalawtullhi 'alaika
."
Bait-bait salawat itu, meski hanya beberapa baris, berhasil menyatukan setiap hati yang hadir. Saya pun ikut larut dalam semangat, menyerap setiap kata yang seakan mengalirkan energi positif ke dalam diri. Irama salawat itu memberikan kekuatan tersendiri, menyatukan kami dalam satu irama keimanan yang tak terpisahkan.