Dari Katara, saya naik Red Line ke Msheireb, lalu pindah ke Gold Line menuju Al Aziziyah. Tujuan berikut adalah sebuah mal yang terkenal karena interiornya menyerupai kota Venesia, dengan kanal buatan dan langit-langit yang dibuat seperti langit sungguhan. Ini adalah Villagio Mall.
Saya menikmati makan malam di sini sambil mengagumi atmosfernya. Di sini saya juga mengenang salah seorang sahabat yang dulu bersama-sama ke sini, namun sekarang sudah tiada. Berbeda dengan suasana Mall of Qatar yang relatif sepi di siang hari, suasana Villagio Mall ini sangat ramai di malam hari.
Kehidupan di Doha memang lebih marak ketika matahari sudah terbenam, mirip dengan kota-kota lain di Timur Tengah yang pernah saya kunjungi seperti Abu Dhabi, Manama, atau pun Dubai.
Ketika hari sudah cukup larut, baru saya kembali ke hotel. Hari yang cukup melelahkan ketika napak tilas kembali ke beberapa tempat yang pernah dikunjungi maupun yang belum pernah.
Dari Mall of Qatar, Stadion Ahmad Bin Ali, Msheireb Downtown, Katara, hingga Villaggio Mall. Asyiknya semua tempat itu dapat dikunjungi hanya dengan tiket metro seharga 6 riyal.
Naik metro Doha memang sangat menyenangkan karena cepat dan nyaman alias bebas macet. Selain itu frekuensinya pun cukup banyak. Kereta datang setiap beberapa menit.
Stasiun metro di Doha juga sangat luas, modern dan megah -- Lengkap dengan mushola, lift, dan eskalator. Keberadaan Mushola di setiap stasiun ini sangat memudahkan perjalanan.
Namun yang paling mengesankan adalah metro Doha memiliki deretan gerbong tanpa pengemudi sehingga penumpang bisa duduk di kursi khusus dengan sensasi seolah jadi masinis!
Namun ada yang perlu diperhatikan, sama seperti di Dubai, Metro Doha juga memiliki dua kelas yaitu Standard Class (6 QAR/hari) atau 2 Riyal sekali jalan. Ini merupakan pilihan paling ekonomis, tapi tetap nyaman.