Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Senja di Hati Andini

9 Desember 2021   15:18 Diperbarui: 27 April 2022   01:09 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi senja.| Sumber: Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya

Arya yang memiliki dedikasi tinggi dalam pekerjaannya diketahui terinfeksi covid-19 seusai mewawancarai seorang pengusaha sukses. 

Pengusaha itu baru saja melakukan perjalanan ke beberapa negara Eropa untuk memperkenalkan produknya. Tanpa diketahui, pengusaha tersebut telah terpapar dan tetap melakukan aktivitas termasuk menerima jadwal wawancara.

Arya yang ketika itu dalam kondisi lelah dan kurang istirahat, membuat imunitasanya menurun. Sakit asma makin memperparah kondisi Arya. Tepat dua pekan paska terserang virus, raganya menyerah. Arya kembali pada Sang Pencipta dengan senyum terukir di wajahnya.

Selembar kertas yang menyimpan pesan Arya, semakin membuat Andini rapuh, menyisakan rongga besar di dalam hatinya. Surat perpisahan yang menyentak kesadaran Andini bahwa skenario Allah lebih baik dari rencana hamba-Nya.

[Assalamu'alaikum Andini]

Ketika pertama kali mengenalmu di SMA, aku tidak melihat sesuatu yang istimewa pada dirimu. Kamu seperti halnya gadis-gadis lain yang lebih menyenangi kegiatan-kegiatan yang banyak membuang waktu berhargamu. Namun, waktu kemudian mengubahmu, kamu berhijab dan mulai menyenangi masjid. Apakah itu karena aku? Ah, tentu aja aku terlalu berlebihan.

Tiga tahun setelah lulus SMA, Allah pertemukan kita kembali di kampus tercinta. Aku melihatmu menjadi sosok yang berbeda, sosok wanita sempurna dalam balutan pakaian takwa. 

Sejak hari itu, hidupku tak lagi sama. Namun Islam mengajarkan memelihara cinta tanpa ikatan sakral bukanlah cinta yang dibenarkan, hingga aku menyimpan di sisi terdalam hatiku sampai tiba saat yang tepat.

Andini, rupanya Allah tidak suka diduakan. Ketika hatiku cenderung kepadamu, Allah menimpakan nikmat sakit. Sungguh, sebagai seorang lelaki, aku mencintaimu secara utuh. Namun, sebagai seorang hamba, aku memilih Rabbku sebagai Raja.

Andini, jika takdir Allah menuliskan kebersamaan kita hanya sampai di sini, maka aku tahu, Allah telah menyiapkan pengganti diriku yang terbaik untukmu. Jika kisah kita tidak berakhir seperti harapanmu, maafkan diriku. Percayalah, sesuatu yang indah menanti di hadapanmu jika engkau ikhlas atas keputusan Rabbmu.

Yang mencintaimu karena Allah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun