Mohon tunggu...
Tatiana Dayana
Tatiana Dayana Mohon Tunggu... Buruh - Makhluk Neverland

Aku bukan penikmat rindu, kopi, senja. Aku penikmat Kamu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Fase Ironi IV (Nelangsa)

13 Maret 2020   16:07 Diperbarui: 8 Mei 2022   17:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nuansa romantis dari Tuhan

Hujan yang datang dengan riang

Aroma petrikor yang semerbak dan semilir angin yang tenang

Suasana sendu yang membuat candu

Tak mengapa raga terjebak diantara derai langit dan terjerat rinai.

Bahkan juga tak mengapa hening adalah kawan dan bising adalah lawan.

Merasakan kesunyian hati yang asing ditengah suara yang bising 

Segera tercurahkan dan selamat memahaminya

Kadangkala obat segala sesuatu yang terabaikan adalah meditasi tanpa henti

Namun, pantaskah membiarkan sosok insani selalu bermuram tatkala maafnya sedang didera

Angkuh yang terpelihara tak serta merta juga dipenjara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun