Selesai makan, para tamu langsung pulang karena setelah Isya ada undangan lagi di tempat lain di dusun ini. Sedangkan yang saudara dekat masih mengobrol.
Teteh dan istrinya keponakan Abang sedang memasukan makanan yang masih tersisa banyak ke dalam plastik, untuk diberikan kepada suadara yang telah membantu masak. Â
Pukul 20.30 keponakan Abang dan keluarganya pamitan untuk pulang ke Pagar Alam, Ayu juga ikut bersama mereka. Di rumah masih ada saudara-saudara yang rumahnya dekat, kami pun ikut mengobrol. Mereka menyayangkan kami karena hanya sebentar berada di sini.
Pukul 21.00 mereka baru pulang, kami membantu membereskan karpet dan kursi yang tadi dipindahkan ke ruangan belakang. Saat ke dapur, piring dan bekas masak sudah dicuci semua, hanya tinggal membereskan saja besok pagi apabila sudah kering.
Wasana Kata
Walaupun hanya 3 malam berada di Lahat, tetapi kami merasa betah karena disambut dengan hangat oleh kakak ipar dan saudara-saudaranya. Kami pun bisa merasakan dan menikmati tradisi pantauan saat berkunjung ataupun diundang ke rumah saudaranya Abang. Â Â
Kakak ipar juga mengadakan acara pantauan dengan mengundang saudara dan tetangga dekat untuk mengenalkan kami kepada mereka dan mendoakan agar kami selamat di perjalanan saat pulang.
Kami merasakan kentalnya rasa kekeluargaan dan gotong royong di daerah ini. Tradisi pantauan yang ada di Kota Lahat merupakan kearifan lokal yang  bisa mempererat shilaturahmi, persaudaran dan solidaritas antar keluarga. Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.
#Tulisan ke-64 di tahun 2025
Cibadak, 16 April 2025 Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana