Ibu memang sudah tiada, tetapi banyak kenangan yang ditinggalkan oleh ibu kepada anak-anaknya. Saya memiliki satu kakak kandung laki-laki dan adik kandung perempuan, jadi kami merupakan tiga bersaudara.
Bagi saya, ibu adalah seorang perempuan yang sempurna. Selain cantik, ibu juga pandai mengurus rumah tangga dan memiliki banyak keterampilan antara lain memasak, membuat kue, menjahit, merajut, membuat strimin atau kristik dan menyulam.
Memasak dan Menjahit, Dua Keterampilan yang Diwariskan Ibu kepada Anak Perempuan
Dulu ibu suka menjahit baju yang sama untuk saya dan adik saat masih kecil, padahal kami bukan anak kembar karena saya dan adik berbeda 2 tahun. Setelah saya agak besar, saya protes ke ibu tidak mau memakai baju yang seragam dengan adik sehingga kami dibuatkan baju yang berbeda.
Pada saat saya sekolah di SMP Taman Siswa Cibadak, ada pelajaran keputrian. Di sini kami diajarkan berbagai macam keterampilan seperti menyulam, menjahit, merajut serta membuat kristik atau strimin. Keterampilan tersebut diajarkan pada setiap semester yang berbeda.
Karena di sekolah waktunya terbatas, saya suka meminta dibimbing oleh ibu di rumah. Untuk menjahit, saya diajarkan membuat pola dan memotong kain sesuai dengan pola. Saya juga belajar menggunakan mesin jahit yang dimiliki oleh ibu.
Saat itu oleh guru kami disuruh membuat baju sendiri dan hasilnya diperlihatkan kepada guru untuk dinilai. Saya membeli bahannya dan membuat pola kulot beserta baju atasannya, kemudian memotongnya dan menjahitnya sendiri. Saya senang memakainya, karena itu adalah baju pertama yang dibuat oleh sendiri.
Ternyata ibu serba bisa, ketika ada tugas merajut, menyulam dan membuat strimin maka saya meminta ibu untuk mengajari di rumah. Ibu membelikan saya peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat tugas-tugas tersebut.
Untuk menyulam saat itu saya membuat taplak meja, yang bagian tengah dan keempat sudutnya diberi sulaman berupa bunga. Untuk merajut saya berhasil membuat kupluk, sedangkan untuk strimin saya membuat motif bunga.