Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Maraknya Kencan Online, Pemerintah Bisa Apa?

18 Oktober 2020   06:42 Diperbarui: 18 Oktober 2020   11:35 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pelakunya menawarkan pelayanan online untuk sedapat mungkin memberi kepuasan kepada pelanggannya yang sebelumnya telah terjadi negosiasi pembayaran yang juga bisa dilakukan secara online, outputya adalah uang.

Kedua, Faktor pemahaman beragama yang minus terutama dalam hal tauhid yang mengajarkan tentang keberadaan Tuhan dalam kehidupannya. Hal ini sama sekali minim pada kalangan masyarakat kita, apalagi mereka yang keluarganya disibukkan dengan pekerjaan yang menyeret kehidupan mereka secara total ke ranah pekerjaan. 

Kecenderungan seperti ini tentu saja pembinaan pertumbuhan anggota keluarganya menjadi minus dalam memberi perhatian terhadap rohani mereka, jikapun ada sebatas etika dan sopan-santun dalam kehidupan sehari-hari yang telah menjadi budaya.

Ketiga, Faktor Pendidikan Seksual yang sangat terbatas pada masyarakat timur. Sebahagian besar generasi dimasyarakat kita tumbuh dalam pendidikan seksual yang berbeda sebagaimana pada masyarakat belahan bumi eropa yang mendapat pendidikan seksual sejak dini.

Sementara kita masih dalam tabu berbicara seksual pada batasan umur tertentu, sehingga banyak anak-anak remaja yang terjebak dengan prilaku seksual tanpa menghubungkannya dengan dampak pada masa depannya dan resiko yang harus dihadapinya.

Keempat, Sosial Budaya Cinta Yang Bebas Nilai (free love). Sebelum perkawinan atau berkeluarga sebahagian besar masyarakat kita melakukan hubungan berpacaran atau dimasa lalu pada masyarakat yang beragama secara benar ada masa pengenalan prilaku, keluarga, kebiasaan dan lain-lain terkait dengan kepribadian dan lingkungan masing-masing.

Namun dalam masyarakat yang lebih bebas sebagaimana jaman ini pengenalan calon pasangan itu justru melebihi batas kedekatan hubungan sebagaimana yang diperbolehkan dalam ajaran agama dan nilai budaya ketimuran. 

Bahkan ada pasangan yang duluan menjalani kehidupan bersama serumah yang disebut kumpul kebo. Ketika ada kecocokan dalam rentang waktu yang panjang barulah mereka melakukan pernikahan.

Pada masyarakat yang sejenis ini maka kencan online adalah suatu hal yang biasa, apalagi dalam masa pandemi.

Kelima, Faktor Lingkungan. Kehidupan sehari-hari disuatu lingkungan yang diwarnai dengan pembicaraan aktivitas terselubung namun terbuka dapat mempengaruhi aktivitas dan cara berpikir orang lain disekitanya. 

Karena aktivitas tersebut dianggap sebagai hal yang biasa sehingga memunculkan kemakluman kemudian menjadi kelaziman dan karena sudah mempengaruhi sebahagian besar maka hal itu sudah pasti menjadi kebiasaan bahkan budaya terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun