Mohon tunggu...
Tapa Shidiq
Tapa Shidiq Mohon Tunggu... Guru - Belajar mentuturkan gagasan lewat tulisan.

Seorang guru matematika di Kabupaten Serang Banten. Meski bakat menulis masih belum mumpuni tapi ingin menjadi bagian dari pejuang-pejuang literasi,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Risalah Burung Kedasih

13 Juni 2021   11:33 Diperbarui: 18 Juni 2021   11:15 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bayi mungil kedasi yang baru menetas  akan menggantikan tugas induknya.

Membuang telur-telur pipit yang malang...

Kemudian dengan polosnya kedasi kecil memperbudak Burung kecil yang menjadi "Induknya"

Begitulah terus cara hidup sang kedasih hingga kini.

Meski Kedasi tak jadi raja dan ratu lagi.

Namun tabiatnya hingga kini masih sama.


Menggantikan telur-telur burung kecil dengan miliknya.

Kemudian ia lepaskan tanggung jawab pengasuhan anak-anaknya....

Ia hidup menyendiri dan selalu mencaci maki pipit yang pernah membawa nenek moyang nya kesini.

Kake menghentikan kayuhannya...

mereka berhenti disebuah gubuk dipinggir sungai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun