Mohon tunggu...
Taopik Fatturrohman
Taopik Fatturrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Revolusi Punk

30 Januari 2024   15:19 Diperbarui: 5 Februari 2024   16:51 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suasana: Aksi The Rebels telah menjadi viral dan mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Banyak orang yang terinspirasi dan bergabung dengan gerakan revolusi punk, yang menuntut pengunduran diri Pak Harto dan pemerintahnya, serta reformasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Aksi-aksi protes dan demonstrasi terjadi di berbagai kota dan daerah, yang dihadapi dengan kekerasan dan penangkapan oleh aparat keamanan. Namun, semakin banyak pula orang yang berani melawan dan menolong sesama. Media massa dan sosial media juga mulai memberitakan dan mendukung revolusi punk, meskipun mendapat tekanan dan sensor dari pemerintah. Pak Harto dan pemerintahnya semakin terpojok dan ketakutan, dan mencoba mengadakan dialog dan negosiasi dengan para pemimpin revolusi punk, termasuk Rudi dan kawan-kawan. Namun, dialog dan negosiasi itu gagal, karena tuntutan revolusi punk tidak dipenuhi oleh Pak Harto dan pemerintahnya. Akhirnya, revolusi punk memasuki tahap klimaks, yaitu aksi akbar yang melibatkan jutaan orang dari seluruh Indonesia, yang bergerak menuju istana untuk menggulingkan Pak Harto dan pemerintahnya secara paksa.

Rudi: (berbicara di depan mikrofon, di sebuah panggung besar yang berada di tengah lapangan Monas, yang dipenuhi oleh massa revolusi punk) Saudara-saudari sekalian, rakyat Indonesia yang saya cintai. Hari ini, kita telah sampai di titik balik sejarah. Hari ini, kita telah sampai di puncak perjuangan kita. Hari ini, kita akan menyelesaikan revolusi kita, revolusi punk!

Para rakyat: (bersorak) Ya! Ya! Ya!

Rudi: Saudara-saudari sekalian, rakyat Indonesia yang saya hormati. Sudah beberapa hari kita melakukan aksi-aksi protes dan demonstrasi di berbagai tempat, untuk menuntut pengunduran diri Pak Harto dan pemerintahnya, serta reformasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sudah banyak korban yang jatuh, baik dari pihak kita maupun dari pihak mereka. Sudah banyak darah yang mengalir, baik dari pihak kita maupun dari pihak mereka. Sudah banyak air mata yang menetes, baik dari pihak kita maupun dari pihak mereka. Sudah banyak api yang berkobar, baik dari pihak kita maupun dari pihak mereka.

Para rakyat: (berseru) Ya! Ya! Ya!

Rudi: Saudara-saudari sekalian, rakyat Indonesia yang saya cintai. Kita telah berkorban dan berjuang dengan segenap jiwa dan raga, untuk mencapai cita-cita kita, untuk mewujudkan mimpi kita, untuk merebut hak kita. Kita telah bersatu dan solid, tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan, untuk membela kebenaran dan keadilan, untuk menghormati martabat dan kemanusiaan, untuk menghargai kebebasan dan demokrasi. Kita telah berani dan bersinar, dengan menggunakan senjata-senjata kita, yaitu musik, seni, dan protes, untuk menyuarakan aspirasi dan kritik kita, untuk mengekspresikan emosi dan ide kita, untuk melawan tirani dan korupsi.

Para rakyat: (berseru) Ya! Ya! Ya!

Rudi: Saudara-saudari sekalian, rakyat Indonesia yang saya cintai. Kita telah membuat Pak Harto dan pemerintahnya ketakutan dan panik, karena mereka tahu bahwa mereka tidak bisa lagi mempertahankan kekuasaan dan kekayaan mereka, karena mereka tahu bahwa mereka tidak bisa lagi menipu dan menindas kita, karena mereka tahu bahwa mereka tidak bisa lagi menghentikan dan mengalahkan kita. Kita telah membuat mereka mencoba mengadakan dialog dan negosiasi dengan kita, untuk mencari jalan keluar dan penyelesaian. Namun, kita telah menolak dialog dan negosiasi itu, karena kita tahu bahwa mereka tidak tulus dan jujur, karena kita tahu bahwa mereka tidak mau dan bisa mengubah diri dan sistem mereka, karena kita tahu bahwa mereka tidak layak dan pantas untuk memimpin dan melayani kita.

Para rakyat: (berseru) Ya! Ya! Ya!

Rudi: Saudara-saudari sekalian, rakyat Indonesia yang saya cintai. Sekarang, kita hanya punya satu pilihan, satu langkah, satu tujuan, yaitu menggulingkan Pak Harto dan pemerintahnya dari kursi kekuasaan, dan membentuk pemerintahan baru yang sesuai dengan kehendak dan kepentingan kita. Sekarang, kita hanya punya satu cara, satu strategi, satu aksi, yaitu bergerak bersama-sama menuju istana, dan mengambil alih istana secara paksa, dengan kekuatan dan kewibawaan kita. Sekarang, kita hanya punya satu kesempatan, satu momen, satu waktu, yaitu hari ini, hari kemerdekaan Indonesia, hari revolusi punk!

Para rakyat: (berseru) Ya! Ya! Ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun