Dari atas sini terlihat pemandangan kapal-kapal yang berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa, terlihat pula Galangan VOC yang berada di seberang bangunan ini, lalu melihat pemandangan Sungai Ciliwung dan Kali Krukut yang sayangnya tidak sebersih yang diharapkan.Â
2. Ruang Titik Nol
Tugu Prasasti Titik Nol Kilometer Jakarta pada masa itu, yang disahkan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1977. Ada pula batu prasasti kedatangan Saudagar Cina pada abad ke-17 yang menandakan bangunan ini merupakan titik nol kota Jakarta.
Menara Syahbandar merupakan menara yang dibangun tahun 1839 oleh pemerintahan Belanda. Menara ini dulunya digunakan sebagai menara pemantau kapal yang keluar masuk kota Batavia atau yang sekarang kita kenal sebagai kota Jakarta.
Menara Syahbandar, Menara Pemantau dan Tempat Pengumpulan Pajak.
Selain sebagai menara pemantau, Menara Syahbandar digunakan sebagai tempat untuk mengumpulkan pajak-pajak atas barang yang dibongkar di Pelabuhan Sunda Kelapa pada masa penjajahan. Menara Syahbandar termasuk bangunan bersejarah yang masih berada di dalam kawasan Museum Bahari.
3. Museum Bahari
Menuju ke Museum Bahari, kami harus jalan sekitar 100 meter. Tempat ini dulunya digunakan Belanda sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah. Komoditi seperti kopi, cengkeh, Pala, dan rempah-rempah lainnya dulu disimpan oleh Belanda di sini.
Pada masa pendudukan Jepang, setelah Belanda sempat diusir dari Batavia, tempat ini sedikit berubah fungsi. Dari gudang rempah-rempah, tempat ini diubah menjadi tempat penyimpanan logistik oleh tentara Jepang.