Kita perlu mengingat bahwa hubungan antara kopi Java dan Jawa Hitam sebagai plesetan Majapahit bukan kebetulan belaka. Keduanya adalah hasil perdagangan global, satu melalui kapal dagang dan satunya lagi melalui kapal wacana. VOC menjual kopi Jawa ke Eropa; sejarawan kolonial menjual narasi Jawa ke dunia. Di Amsterdam abad ke-18, seorang pedagang mungkin berkata, "Java ini kuat dan pahit, cocok untuk pagi yang dingin." Di Batavia abad ke-19, seorang pejabat kolonial mungkin berkata hal serupa tentang penduduk Jawa, hanya mengganti kata "pagi" dengan "politik".
Humor pahitnya adalah: kita sering meminum kopi tanpa memikirkan petaninya, dan kita sering meminum sejarah tanpa memikirkan siapa yang menulisnya. Kita mengagumi aroma, menikmati rasa, tetapi melupakan proses panjang yang melibatkan keringat, paksaan, dan manipulasi. Baik kopi maupun sejarah bisa membuat kita terjaga, tetapi juga bisa membuat kita gelisah, terutama ketika kita menyadari bahwa yang kita minum adalah hasil seduhan orang lain.
Kini, di kafe-kafe modern Jakarta, secangkir kopi mungkin disajikan oleh barista dengan tato dan apron kulit, dihidangkan di meja kayu dengan lampu temaram. Di buku pelajaran, kisah Majapahit disajikan oleh guru dengan pointer laser, dihidangkan di kelas dengan AC menyala. Kedua penyajian ini sama-sama estetik, sama-sama dirancang untuk membuat penikmatnya merasa bagian dari sesuatu yang "otentik". Padahal, otentik di sini hanyalah rasa yang berhasil direkayasa.
Jadi, ketika kita hari ini menyeruput kopi tubruk tradisional di pagi hari sambil membaca berita politik atau kisah Majapahit di media sosial, kita sebenarnya sedang meneguk dua warisan pahit sekaligus. Satu pahit karena kafein, satu pahit karena kolonialisme. Dan jika kita tertawa pahit mendengar kisah ini, setidaknya itu tanda kita masih bisa membedakan antara wangi asli biji kopi yang tumbuh dari tanah vulkanik dan coffee fragrance atau aroma kopi sintetis yang disemprotkan ke cangkir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI