Di atas kanvas langit yang tak terhingga,
Berdiri aku, di ambang pintu masa.
Lebaran menghela, menarikku kembali,
Ke rahim kampung, di mana jiwa terpatri.
Dinding-dinding berbisik rahasia lama,
Mengalun cerita, dari euforia hingga duka.
Langkah-langkahku, simfoni kenangan,
Bergema di lorong waktu, melodi abadi.
Harum rempah menyapa, suara hati menyatu,
Menari dalam ingatan, hari-hari yang telah lalu.
Kembali ke sini, bukan sekadar perjalanan,
Namun reuni dengan jiwa yang terjaga.
Langit biru menjadi saksi, aku menemukan kembali,
Sebuah fragmen diri, yang selalu akan abadi.
Di kampung halaman, di bawah langit yang luas,
Aku pulang, ke rumah yang selalu menunggu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!