Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bangun Kesiangan dan Hanya Minum Seteguk Air, "Tradisi Sahur" yang Tak Diinginkan!

1 Mei 2021   23:34 Diperbarui: 1 Mei 2021   23:48 3571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.pri Terlambat bangun sahur

"njirrr.....semalam gue kagak saurrr. Bangun-bangun udah setengah lima. Cuman minum seteguk aer doank. untungnya kuat puasa dah".

Lamat-lamat saya mendengar percakapan anak muda yang sedang kongkow di sebuah kedai kopi kekinian selepas waktu taraweh tadi. Dari logatnya, bisa dipastikan tuh anak masuk kategori anak Jaksel yang bahasanya gaul abis dah. Ya iyalah Jaksel, Pondok Indah sonoan dikit gitu lho.

Dalam hati aku menimpali,

"Emang Elu dowank yang bangun kesiangan, gue juga tau".

Setelah menerima pesanan kopi kekinian, saya ngeloyor begitu saja melewati tiga anak muda yang masih antri menunggu pesanan. Mereka terlihat masih bersemangat  menceritakan  seputar terlambat bangun saat waktu sahur.

Ternyata bukan hanya saya yang mengalaminya. Bangun kesiangan, begitu lihat jam. Busyettt sudah masuk waktu imsak. Atau malah sebentar lagi subuh. Pilihannya langsung bangun, grabag-grubug cari minum. Atau pasrah, ya sudahlah tidur lagi saja. Toh tidak sahur juga tetap kuat  selagi niatnya kenceng dan semangat puasa anti kendor 

Heran deh ya, hampir tiap bulan puasa kenapa juga selalu ada waktu dimana kita bangun kesiangan dan terpaksa melewatkan makan sahur. Padahal menu sahur sudah disiapkan dari semalam. Tinggal dihangatkan sebentar. 

Tapi yang namanya kesiangan, tetap saja kesiangan. Boro-boro menghangatkan aneka lauk, bisa minum air seteguk saja syukur. Yakin saya sih berkata, selalau ada diantara umat muslim yang puasa dimana ada hari yang terlambat bangun, alias kesiangan.

Ya sahur adalah tradisi. Sunah untuk mengakhiri makan sebelum masuk waktu imsak. Tapi kenapa dalam setiap 30 hari momentum makan sahur, seolah ada satu-dua hari yang mengalami terlambat bangun sahur? Apakah itu termasuk kategori tradisi sahur juga?  Sepertinya kok iya. Lha wong setiap tahun selalu saja terulang hal yang sama.

Padahal, segala upaya untuk bangun tepat waktu saat sahur sudah diupayakan. Dari pasang alam handphone, pasang jam weker, pun tradisi membangunkan orang sahur dengan musik keliling, pengumuman toa masjid/mushola yang diulang-ulang nyatanya tak mampu mengalahkan tradisi bangun kesiangan.

Anggaplah bangun kesiangan saat sahur menjadi tradisi makan sahur yang menyimpang dari mestinya, pantaslah kiranya ini disebut sebagai tradisi sahur anti mainstream. Cukup seteguk air putih/air mineral sekedar untuk memenuhi sunah. Disamping sebagai upaya menjaga tubuh agar tidak mengalami dehidrasi selama puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun