Di tengah situasi ekonomi global yang makin sulit ditebak, Indonesia dan Kanada justru memilih untuk memperkuat kolaborasi.
Indonesia dan Amerika Serikat (AS), terus berkomitmen untuk mempererat hubungan ekonomi bilateral, dan memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan
Kebijakan reciprocal tariffs menawarkan peluang luar biasa untuk Tanah Air di kancah perdagangan internasional. Namun, tentu ada risikonya.
QRIS dikritik AS karena dianggap hambat perdagangan. Pemerintah justru respon dengan terbuka pada operator asing. Bijak atau terlalu lunak?
Selain soal tarif, Indonesia juga siap berdiskusi soal hambatan non-tarif, perdagangan digital, aturan asal barang, hingga isu keamanan ekonomi.
Kebijakan reciprocal tariffs menawarkan peluang luar biasa untuk Tanah Air di kancah perdagangan internasional. Namun, tentu ada risiko.
ABSTRAKDalam era globalisasi ekonomi yang penuh persaingan, kebijakan tarif timbal balik (reciprocal tariffs) yang diterapkan oleh Amerika Serik
Dalam era globalisasi ekonomi, perdagangan internasional menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi suatu negara. Indonesia sebagai negara ber
Langkah-langkah ini diharapkan membuka peluang baru untuk kerja sama yang lebih erat, khususnya dengan mitra utama seperti Thailand.
Indonesia juga menyampaikan permintaan timbal balik kepada AS dalam bentuk perjanjian resmi demi kepentingan ekonomi bersama.
Presiden Prabowo berharap negosiasi ini menghasilkan solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
"Tarif Trump ancam ekspor RI, benarkah sampai 47%? Di balik ancaman, ada peluang. Simak strategi Indonesia di meja dagang dunia!"
Upaya negosiasi sudah dilaksanakan melalui serangkaian pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi AS.
Scott Bessent menyambut baik langkah Indonesia dan mengapresiasi semangat kerja sama yang ditunjukkan.
Delegasi Indonesia aktif menjalin pertemuan dan berdiskusi dengan berbagai pihak di AS untuk memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi tarif.
Tim teknis Indonesia dan USTR menandatangani perjanjian tentang pertukaran informasi terkait kerja sama dagang, investasi, dan keamanan ekonomi.
Indonesia berharap pembahasan ini bisa menghasilkan kesepakatan soal format, mekanisme, dan jadwal negosiasi, dengan target penyelesaian dalam 60 hari
Airlangga Hartarto bersama delegasi Indonesia bertemu dengan Jamieson Greer dari USTR untuk memulai negosiasi tarif perdagangan.
Tujuan utama dari pertemuan ini adalah memperkuat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
Kesepakatan dicapai dalam pertemuan Menko Airlangga Hartarto dengan Jamieson Greer dari USTR dan Howard Lutnick dari Departemen Perdagangan AS.