Fenomena “minum kopi sambil kumpulin merchandise” sebetulnya bukan sekadar tren sesaat, melainkan gambaran bagaimana budaya anak muda terus berkembang
Bookstore kini bukan sekadar beli buku, tapi ruang estetik dan cozy untuk nongkrong, ngopi, healing, hingga berbagi inspirasi bersama komunitas.
Terkadang, nggak semua lelah obatnya istirahat. Sesekali nongkrong di cafe favorit Gen Z pun bisa mengobati lelah sembari enjoy dan woles sejenak
Dari obrolan ringan sampai debat serius, kedai kopi jadi ruang publik baru generasi masa kini.
Kafe adalah ruang antara—tempat kita bisa berhenti sejenak dari keramaian dunia, untuk berbagi atau menyendiri, untuk tertawa atau merenung.
Gen Z dikenal praktis, transparan, dan melek teknologi, termasuk urusan bayar-membayar. Split bill bareng teman, cara baru anti ribet!
Suasana malam di Jakarta kini punya wajah baru yang lebih santai dan memikat. Bayangkan duduk di bawah lampu gantung temaram, ditemani alunan musik ak
Gramedia Jalma hadir sebagai ruang baca, ngopi, dan berkomunitas yang cozy dan instagramable. Yuk Intip kenapa tempat ini jadi favorit baru!
Di tengah hiruk-pikuk ibu kota yang serba cepat, hadir sebuah ruang yang memberikan harapan dan kesetaraan bagi kelompok disabilitas
Tempat nongkrong yang comfy di Grogol, cocok banget buat mahasiswa nugas dan WFC.
Cafe Hitz di Tengah Kota Malang
Nongkrong sambil makan mie pedas makin hits. Gacoan tetap ramai dipadati pengunjung dan driver ojek online yang sabar antre pesanan.
Nongkrong, Kampus, Organisasi, Penting
Nongkrong bukan sekadar ngopi santai—ia telah menjelma menjadi ruang sosial tempat anak muda membentuk identitas, menjalin relasi, dan merespons tekan
Folkafe Ngaliyan, tempat yang estetik dan instagramable di Semarang Barat. Cocok untuk WFC ataupun nugas dengan harga ternjangkau dan suasana rindang
Hal menarik yang membuat nongkrong terasa asik
Jangan cuma keraton! 4 rekomendasi tempat nongkrong di Jl. Teuku Umar Keprabon Solo, basecamp-nya Anak Gaul Surakarta.
Tempat nongkrong yang bikin malammu lebih asyikkk
"Ngopi yuk!" bukan lagi ajakan minum kopi semata. Di balik kalimat sederhana itu, ada kebutuhan yang lebih dalam: ingin terkoneksi, ingin dideng