Di berbagai sudut kampus dan kafe sekitar universitas, mahasiswa berkumpul sambil menyeruput kopi susu gula aren atau teh tarik kekinian. Pemandangan ini tidak asing, bahkan bisa dibilang menjadi budaya baru. Namun di balik obrolan santai dan tawa lepas itu, muncul satu pertanyaan: apakah nongkrong kini lebih penting daripada ikut organisasi kampus?
Organisasi kampus dulu dianggap sebagai ruang aktualisasi diri, tempat membentuk karakter, melatih kepemimpinan, dan memperluas jaringan. Namun kini, sebagian mahasiswa mulai menjauh. Alasannya beragam: terlalu sibuk, malas ribet, atau merasa organisasi tidak menawarkan manfaat langsung. Di sisi lain, nongkrong menawarkan kenyamanan instan, hubungan sosial yang cepat, dan suasana yang lebih santai tanpa beban tanggung jawab berat.
Fenomena ini mencerminkan pergeseran nilai di kalangan mahasiswa. Gaya hidup instan dan pencarian kenyamanan jangka pendek menjadi lebih dominan dibanding proses panjang dalam berorganisasi. Padahal, pengalaman berorganisasi adalah bagian penting dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Kemampuan manajerial, komunikasi, dan problem solving justru banyak diasah dalam ruang-ruang organisasi.
Tentu tidak salah jika mahasiswa memilih nongkrong sebagai cara menghilangkan stres. Tapi menjadi masalah ketika itu menjadi satu-satunya aktivitas di luar kelas. Jika generasi muda hanya nyaman dalam zona santai dan tidak terbiasa menghadapi konflik atau kerja sama tim, bagaimana mereka akan bertahan di dunia nyata yang penuh tantangan?
Perlu ada dorongan dari kampus dan senior untuk kembali mengenalkan nilai-nilai berorganisasi tanpa harus menggurui. Mungkin sudah waktunya organisasi juga beradaptasi, menjadi lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Nongkrong tetap boleh, tapi jangan sampai itu membuat mahasiswa lupa berkembang. Karena masa muda bukan hanya soal menikmati hari ini, tapi juga menyiapkan masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI