Sangat miris sekali begitu mendengar lelucon yang tiap hari muncul dari wajah-wajah iblis yang katanya Wakil Rakyat. Lagak busuk yang harusnya disimpa
Langkah politik Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan arah kepemimpinannya untuk menjaga demokrasi tanpa membiarkan kekacauan merusak sendi ban
Tragedi Ojol bukan hanya soal satu nyawa yang hilang, tapi tanda tanya besar : masihkah demokrasi benar-benar hidup di negeri ini?
Kita bukan musuh satu sama lain. Jika kita hancur, itu karena kita lupa: merdeka bukan untuk kuasa, tapi untuk saling menjaga. Indonesia menangis
Represifitas aparat lahir dari warisan kolonial, otoritarianisme, kepribadian otoriter, dan budaya yang menormalisasi kekerasan.
Masyarakat perlu diajarkan membedakan mana narasi yang tulus lahir dari rakyat dan mana yang sekadar permainan politik.
Aparat & peserta kerja bareng, aspirasi rakyat tetap terdengar dan semua aman.
"Demo itu suara rakyat, bukan alasan untuk anarkis. Ingat, wakil hanyalah DPR, tapi raja sejatinya adalah rakyat."
Institusi negara perangkat negaraBekerja untuk negara dibiayai rakyatMenjaga rakyatBukan melindas rakyatAparat jangan jadi keparatBerkelakuan bangsatB
Aspirasi tak terdengar, justru rakyat yang jadi sasaran.
Demo bukan arena bentrok, tapi ruang rakyat bicara.
28 Agustus 2025, Setelah ia ditindas, apakah harus dilindas juga? Ia hanya seorang pekerja keras
Oleh : RendraHujan gerimis kali ini membuat aku mengenang sebuah “rekaman” dari ingatan masa kecilku. Rumah sederhana yang kami tempati (rumah ku adal
Entropi demokrasi hadir: rakyat bicara, penguasa menutup telinga lalu menurunkan palu represi.
Demo di DPR suara rakyat yang terpendam sekian lama, sendiri terintimidasi, maka kini memuncak atas ketidakadilan dan arogansi aparat dan pejabat.
Demonstran yang merasa terabaikan dan menjadi korban penabrakkan. Pejabat dan aparat yang menjadi kerusuhan dan tindakan separatisme
Penulis: Herman, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas MaduraKasus tewasnya seorang tukang ojek online akibat terlindas mobil taktis Brimob dalam sebua
Gelombang demontrasi yang di berbagai kota Indonesia mengingatkan kita pada satu hal mendasar: rakyat tidak bisa ditekan.
Ketika tameng dan spanduk saling berhadapan, yang dipertaruhkan bukan sekadar jalanan, tapi kepercayaan.