Oleh Tabrani Yunis
Kala gemuruh suka, mata-mata ceria
Menyaksikan gemerlap bunga-bunga api menyala-nyala
Di ruang angkasa
butir -butir cahaya berkaca-kaca
Pecah menambah gemerlap kota
Mereka sedang berpesta pora
Di ujung malam lepas senja kala
Suara-suara riuh rendah dan gelak tawa
Diikuti irama tepuk tangan bersorak gembira
tenggelam dalam pesta hura-hura
Menanti detik -detik putaran masa
Desember pergi meninggalkan legenda
Mengisyaratkan ada resolusi dan doa di batas usia
Diiringi irama senandung malam dan liuk dansa para pemuja cinta
Mereka sedang menikmati surga dunia
Menjelang detik pergantian masa
Tatkala mentari rebah di ujung senja
Disambut kelam menjelang batas malam tiba
kembang api menari-nari di pucuk menara
Tebarkan asa bergelantungan di mayapada
Seakan nestapa tak akan menyapa
tak ada yang bisa membaca tanda-tanda
Menjelang dua ribu dua puluh dua
Nun di Langsa dan Aceh Utara
Nestapa datang menyapa
Bencana banjir membawa serta air mata
Mengalir jauh ke muara
Menyapu harta benda dan korban jiwa
Ribuan orang harus di tenda
Belum usai nestapa Langsa dan Aceh Utara
Bencana datang menghadang Aceh Tenggara
Dari bukit-bukit deras meronta-ronta
Bukit-bukit disapu rata
gelondongan- gelondongan pohon raksasa pun ikut terbawa
Bencana datang bukan sebuah rahasia
Gemuruh pesta diterjang bala